
Padan, 12/10 (Batakpost.com)-Sebanyak 8.624 masyarakat Tapanuli Tengah yang menerima bantuan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Kementerian Sosial sampai dengan tahun 2017. Demikian dijelaskan oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tapanuli Tengah melalui Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial, Happy Marpaung SH, ketika dikonfirmasi media ini kemarin di kantor Dinas Sosial.
Menurutnya, sejak tahun 2008 masyarakat Tapanuli Tengah sudah menerima KPM yang diawasi oleh Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 35 orang pendamping ditambah 3 orang operator dan 1 orang koordinator lapangan.
Sedangkan jumlah penerima KPM itu berdasarkan data dari BPS yang dikirimkan ke Kementerian Sosial.
“Data yang dipakai oleh Kementerian Sosial adalah data dari Badan Pusat Statistik Tapteng. Kita dari Dinas Sosial setempat hanya membantu untuk penyaluran serta pendataan yang bersifat masukan dan usulan. Karena semuanya data dan laporan sudah ada pendampingnya,”katanya.

Disinggung terkait adanya penerimaan PKH di seluruh Kabupaten/Kota se Indoensia, Ia mengatakan, bahwa pihaknya hanya mengetahui lewat internet. Dan tidak ada pengumuman resmi ke Dinas Sosial Tapteng.
“Kita hanya mendapat informasi dari internet bahwa akan ada penambahan PKH untuk Kabupaten/Kota se Indonesia. Kalau surat resmi tidak ada yang masuk kepada kita terkait adanya rencana penambahan itu. Pun demikian, kami menyambut baik akan penambahan tersebut, sehingga tugas pendampingan kepada masyarakat semakin terbantu dan semakin cepat, karena jumlah yang bekerja sudah diperbanyak,”katanya.
Diakuinya, bahwa dana bantuan KPM itu langsung masuk ke rekening penerima tidak melalui Dinas Sosial. Dan peruntukannya untuk kebutuhan masyarakat yang miskin mulai dari pendidikan dan juga kebutuhan lainnya.
“Pendampinglah yang memonitoring penggunaan dana itu oleh keluarga penerima KPM. Dan pendampinglah yang melaporkan ke Kementerian Sosial,”terangnya.
Ditanya apa manfaat yang dirasakan masyarakat dengan PKH? Manfaatnya itu kepada pendidikan anak sekolah dan kesehatan keluarga. “Sesuai dengan laporan yang disampaikan para pendamping, bahwa mereka wajib melakukan pengecekan kepada siswa apakah benar-benar bersekolah dan juga bayi apakah benar dibawa imuniasi dan dipenuhi kebutuhannya.
“Yang jelas pgoram itu sangat membantu masyarakat miskin yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah ini. Dan banyak juga masyarakat yang meminta atau mengeluh kenapa keluarga mereka tidak ikut menerima bantuan tersebut, padahal kondisi kehidupan mereka sama dengan masyarakat yang menerima bantuan. Jadi kami sudah menampung apa yang menjadi masukan mereka, untuk nanti disampaikan kepada Kementerian,”tandasnya. (RED)