Segenap kru batakpost.com mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024, Semoga doa dan usaha kita diterima oleh Allah Swt. Taqabbalallahu minna wa minkum. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.
Gaya Hidup

Meski Sepele, Kebiasaan Ngemil Rupanya Jadi Penyebab Titin Miliki Bobot 300 Kg Hingga Tak Bisa Apa-apa

231
×

Meski Sepele, Kebiasaan Ngemil Rupanya Jadi Penyebab Titin Miliki Bobot 300 Kg Hingga Tak Bisa Apa-apa

Sebarkan artikel ini
Titin pemilik Bobot 300 Kg hanya karena kebiasan ngemil. (Int)
Advertisement
Example 300x600
Advertisement

Kebiasaan ngemil masih sering dianggap sepele oleh beberapa orang. Jangan sampai kejadian yang dialami Titin ikut kamu rasakan. Wanita bernama Titi Wati atau yang lebih sering dipanggil Titin menderita obesitas dengan berat badan berkisar lebih dari 300 kilogram.

Wanita berusia tiga puluh tujuh tahun tersebut kini hanya bisa pasrah. Berat badannya yang mencapai kisaran 300 kilogram membuat Titin tak bisa melakukan aktivitas apapun.

Advertisement
banner 325x300
Advertisement


Dalam kesehariannya, Titin hanya terbaring di rumah kontrakannya di Jalan George Obos XXV, Gang Bima, Kota Palangkaraya.

Titin mengaku Setiap Hari Makan Gorengan dan Minum Air Es, Titi Wati Kini Hanya Bisa Terbaring Karena Obesita. Bahkan sejak beruisia 31 tahun, Titin sudah tak bisa beraktivitas apapun.

Untuk mandi dan makan, semua dilakukan Titin di tempat sama yang telah dibuat khusus oleh suaminya. Semua kebutuhan Titin juga dibantu oleh anak tunggalnya.

“Pola makan saya biasa saja, menurut saya tidak ada yang berlebihan, hanya saja saya tidak bisa minum tanpa air es, lalu saya juga paling suka makan gorengan,” kata Titin seperti yang dilansir GridHot dari Kompas.com.

Namun berat badannya terus saja naik setiap bulannya hingga kini mencapai 300 kilogram.

Kini Titin hanya pasrah karena kondisi perekonomiannya yang tidak memungkinkan dirinya untuk menempuh jalur medis. Bahkan rumah yang saat ini ditempatinya masih berstatus ngontrak.

“Suami saya hanya kerja serabutan, pulang tidak menentu, penghasilan yang diperoleh juga sangat terbatas, jangankan berharap lebih, bahkan sangat sering kekurangan,” kata Titin.

Kendati demikian Titin tidak pernah mengeluhkan kondisi tubuhnya yang harus segera dipulihkan.

Suami Titin sendiri hingga kini belum bisa dihubungi karena masih bekerja sebagai pencari kayu bulat di hutan daerah Tangkiling, Kalimantan Tengah.

“Biasanya suami saya pulang setiap sekali dalam sebulan, kalaupun pulang paling lama hanya satu minggu saja di rumah, atau kalaupun telepon hanya bisa saat suami saya keluar dari hutan,” ungkap dia. (Int)

 

 


Tinggalkan Balasan