Jakarta, 11/3, (Batakpost.com) – Dalam upaya menetapkan awal Ramadan, para perukyat hilal kini dibantu oleh kemajuan teknologi modern. Mereka memanfaatkan kecanggihan teleskop dan berbagai teknologi peneropongan astronomi untuk mencari petunjuk penentuan awal bulan suci tersebut.
Prof Dr Thomas Djamaluddin, MSc, ahli astronomi dan astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan bahwa teleskop yang digunakan saat ini telah dilengkapi dengan otomatisasi komputer. Hal ini memungkinkan para perukyat untuk melihat langsung ke arah posisi bulan.
“Dulu, ketika teknologi optik belum berkembang, peran teleskop hanya sebatas alat untuk fokus pengamat ke arah tertentu. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, teleskop kini dapat membantu menentukan apakah cahaya yang terlihat merupakan hilal atau tidak,” kata Prof Djamal.
Meskipun demikian, penggunaan teleskop juga memiliki tantangannya sendiri. Menurut Prof Djamal, karena fungsi utama teleskop adalah untuk mengumpulkan cahaya, terkadang cahaya yang terlalu banyak dapat mengganggu proses pengamatan hilal.
“Teleskop berfungsi untuk mengumpulkan cahaya. Meskipun membantu memperjelas objek yang redup, namun pada proses rukyatulhilal, kontras antara cahaya hilal yang tipis dengan cahaya syafaq yang masih terang dapat terganggu,” jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Prof Djamal menjelaskan bahwa terdapat kriteria tinggi minimal dan jarak elongasi (jarak pisah Bulan dan Matahari) yang harus dipenuhi agar kontras antara hilal dan cahaya syafaq menjadi optimal.
Mengenai mengapa rukyatulhilal tidak dilakukan pada siang hari, Prof Djamal menjelaskan bahwa melakukannya saat siang hari akan meningkatkan kontras antara hilal dan cahaya sekitarnya. Namun, sabit siang hari tidak dapat dianggap sebagai hilal karena hal ini dapat menimbulkan masalah dari segi fikih.
“Menurut fikih Islam, berpuasa dilakukan saat melihat hilal dan berbuka saat melihat hilal. Jadi, hilal yang terlihat saat siang hari tidak bisa dijadikan dasar penentuan awal Bulan walaupun secara teknologi memungkinkan melihat Bulan sabit pada siang hari,” paparnya.(int)
Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS