Segenap kru batakpost.com mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024, Semoga doa dan usaha kita diterima oleh Allah Swt. Taqabbalallahu minna wa minkum. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.
Gaya Hidup

Populasi Jepang Anjlok, Keprihatinan Terhadap Angka Kelahiran dan Kematian yang Meningkat

164
×

Populasi Jepang Anjlok, Keprihatinan Terhadap Angka Kelahiran dan Kematian yang Meningkat

Sebarkan artikel ini
Populasi Jepang Anjlok, Keprihatinan Terhadap Angka Kelahiran dan Kematian yang Meningkat
Advertisement
Example 300x600
Advertisement

Batakpost – Data pemerintah yang dirilis pada Rabu (13/4) mengungkapkan bahwa populasi di Jepang mengalami penurunan sebesar 556.000 orang pada tahun 2022, menjadi 124,49 juta orang. Penurunan ini dianggap semakin mengerikan karena salah satu faktor pemicunya adalah angka kematian yang meningkat. Sementara itu, angka kelahiran di negara tersebut terus menurun, mencatat rekor terendah selama tujuh tahun berturut-turut pada tahun 2022.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyatakan keprihatinannya terhadap situasi ini. Ia menyebut negaranya telah di ambang tidak lagi bisa mempertahankan fungsi sosial akibat penurunan angka kelahiran. Sebelumnya, diprediksi jumlah anak muda di Jepang pada 2030 hanya akan ada setengah dari jumlah saat ini. Kishida menegaskan bahwa enam hingga tujuh tahun ke depan akan menjadi kesempatan terakhir untuk membalikkan angka kelahiran yang menurun.

Advertisement
banner 325x300
Advertisement


Dalam konferensi pers yang dilakukan pada Kamis (14/4), Kepala Kabinet Sekretaris Kabinet, Hirokazu Matsuno, juga mengungkapkan pentingnya mengambil tindakan tegas untuk mengatasi penurunan angka kelahiran. Ia menegaskan bahwa ini merupakan faktor utama penurunan populasi, dan menjadi salah satu masalah prioritas utama yang harus ditangani.

Menurut Kishida, upaya yang sangat penting yang bisa dilakukan saat ini adalah dengan mendukung masyarakat untuk membesarkan anak. Ia menekankan bahwa penyelesaian masalah krisis populasi ini sudah tidak bisa ditunda lebih lama lagi. Jika tidak segera diatasi, maka hal ini akan berdampak pada jumlah anak muda di Jepang di masa depan.