Jakarta, 26/7 (Batakpost.com) – Sebuah perusahaan perawatan kesehatan berbasis AI, Avenda Health, mengklaim bahwa perangkat lunaknya mampu mendeteksi kanker prostat dengan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode manual dokter. Dalam studi terbaru yang melibatkan sepuluh dokter dan 50 kasus kanker prostat masing-masing, perangkat lunak AI bernama Unfold dari Avenda menunjukkan akurasi sebesar 84,7%. Sebaliknya, para dokter hanya mencapai akurasi antara 67,2% hingga 75,9%.
Studi ini dilakukan dalam kemitraan dengan UCLA Health dan dipublikasikan di Journal of Urology. Temuan penting dari studi tersebut menunjukkan bahwa penggunaan AI dalam membantu pembentukan kontur kanker meningkatkan prediksi ukuran kanker menjadi 45 kali lebih akurat dan konsisten dibandingkan tanpa bantuan AI.
Shyam Natarajan, asisten profesor urologi, bedah, dan bioteknologi di UCLA serta penulis senior studi, menjelaskan, “Kami melihat bahwa bantuan AI membuat dokter lebih akurat dan konsisten, sehingga meningkatkan kesepakatan di antara para dokter ketika menggunakan AI.”
Dr. Wayne Brisbane, asisten profesor urologi di David Geffen School of Medicine di UCLA, menambahkan bahwa teknologi AI memberikan dukungan tambahan ketika MRI gagal mendeteksi beberapa tumor. “Secara keseluruhan, penggunaan AI dalam pengobatan kanker dapat menghasilkan perawatan yang lebih efektif dan personal bagi pasien, dengan terapi yang lebih sesuai dengan kebutuhan individu dan lebih berhasil dalam melawan penyakit,” ujar Brisbane.
Dr. Shyam Natarajan, CEO Avenda Health, menyatakan bahwa validasi inovasi ini melalui penelitian dan pengakuan dari AMA merupakan langkah pemberdayaan bagi para dokter.
Menurut American Cancer Society, sekitar 1 dari 8 pria di AS akan didiagnosis menderita kanker prostat dalam hidup mereka, dan 1 dari 44 pria akan meninggal akibat penyakit ini. Diperkirakan akan ada 299.010 kasus baru kanker prostat tahun ini di AS, dengan 35.250 kematian akibat penyakit ini.(int)
Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS
