Otomotif

Geely Kembali ke Pasar Indonesia, Bagaimana Nasib Proton?

×

Geely Kembali ke Pasar Indonesia, Bagaimana Nasib Proton?

Sebarkan artikel ini
Geely Kembali ke Pasar Indonesia, Bagaimana Nasib Proton?
Advertisement
Example 300x600
Advertisement

Jakarta, 25/1 (Batakpost.com) – Geely resmi kembali meramaikan pasar otomotif Indonesia. Langkah ini menambah deretan merek mobil asal Tiongkok yang kian agresif menancapkan pengaruh di Tanah Air. Melalui peluncuran SUV listrik Geely EX5, yang merupakan kembaran Proton eMas 7, Geely menyatakan komitmennya untuk memasuki babak baru di Indonesia.

“Merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk mewakili Geely Automobile Group dalam memulai babak baru yang telah ditunggu di Indonesia. Membawa tema *Leading the Future, Illuminating Indonesia*,” ujar Vice President of Geely Auto International Corporation, Evin Ye, saat peluncuran Geely di Jakarta.

IKLAN
IKLAN

Dampak Terhadap Rencana Proton di Indonesia

Kembalinya Geely ke Indonesia turut memunculkan tanda tanya mengenai rencana Proton, merek otomotif asal Malaysia, yang sebelumnya sempat berencana untuk kembali ke pasar Indonesia. Geely dan Proton diketahui menjalin kerja sama sejak 2017. Dalam kesepakatan tersebut, Proton menjadi merek andalan Geely untuk negara-negara setir kanan di kawasan ASEAN. Bahkan, Malaysia ditetapkan sebagai pusat produksi dan pengembangan regional Geely untuk pasar setir kanan.

Pada 2020, Geely mendorong Proton untuk memperluas jangkauannya di ASEAN, termasuk Indonesia dan Thailand. Proton sendiri sempat mengumumkan pada 2021 rencananya untuk kembali ke dua pasar tersebut. Namun hingga kini, rencana tersebut belum terwujud, sementara Geely terlihat lebih agresif dengan hadir di Thailand, Australia, Selandia Baru, dan kini Indonesia, menggunakan namanya sendiri, bukan melalui Proton.

Geely Lebih Agresif di Pasar Global

Geely kini juga menargetkan pasar Afrika Selatan dengan strategi serupa, yakni menggunakan merek Geely secara langsung. Di sisi lain, Proton masih berfokus pada pasar-pasar kecil seperti Bangladesh, Kenya, dan Brunei, yang kontribusinya relatif terbatas. Meski demikian, Proton tetap mempertahankan Malaysia sebagai pusat produksi dan riset regional, terutama di Tanjung Malim.

Langkah agresif Geely ini menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain besar di industri otomotif, sekaligus membuka spekulasi apakah Proton masih memiliki ruang untuk berkembang di pasar-pasar utama yang menjadi target Geely.

Kembalinya Geely ke Indonesia menjadi momentum yang menarik, sekaligus pertanda persaingan yang semakin ketat di pasar otomotif dalam negeri. Apakah Proton akan tetap melanjutkan rencananya di Indonesia, atau justru memilih fokus di pasar lain? Waktu yang akan menjawab.(int)

Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS







banner 325x300