“Tema dan bentuk logo Presidensi G20 sudah mendunia. Jadi, kegiatan di objek-objek wisata pada masing-masing daerah bisa menghubungkan dengan tema dan logo G20 serta poin-poin yang disepakati di dalamnya,” ajak Fithra.
Diapun mengakui, bahwa G20 ini baru sebatas pintu masuk pariwisata dan investasi, dan belum bisa untuk menjawab semua kebutuhan.
“Ini perlu kita garis bawahi, bahwa G20 ini baru sebatas pintu masuk untuk mengingatkan janji-janji para kepala negara yang sudah bersepakat untuk meningkatan berbagai sektor termasuk pariwista. Jadi ini belum bisa untuk menjawab semua keinginan atau kebutuhan kita. Dan di balik kesuksesan ini, dunia telah mengakui Indonesia mampu melaksanakan event level Internasional,” tandasnya.
Sementara itu pada sesi tanya jawab, salah seorang peserta diskusi Sahat Jason Gultom yang juga wartawan batakpost.com, bertanya dampak kesuksesan G20 terhadap pariwisata Danau Toba. Dia juga menanyakan tanggapan para narasumber tentang Danau Toba saat ini.
Menanggapi hal itu, Fithra Faisal Hastiadi menyampaikan, bahwa perubahan sudah terjadi di Danau Toba, karena Danau Toba salah satu dari 10 destinasi wisata sebagai Bali Baru bersama dengan Labuan Bajo. Dan di beberapa pertemuan kata Fithra, Danau Toba selalu muncul.
“Jangan khawatir dengan Danau Toba Pak Gultom. Amanlah itu, ada Bapak Luhut Pandjaitan di sana,” kata Fithra yang disambut dengan tepuk tangan para peserta.
Diskusi hasil…