“Ambillah Mobilnya, tapi Jangan Nyawa Suamiku”
Medan, 25/9 (Batakpost.com)-Yorida Sihombing tak kuasa menahan tangisnya. Dia terduduk lemas di samping peti mayat suaminya, David Julher Simanjuntak (46), yang berbalut kain putih.
Wanita berambut pendek ini mengaku tak habis pikir, David akan tewas ditikam oleh sejumlah begal saat bekerja sebagai sopir taksi online, Minggu (24/9/2017) dini hari. David ditemukan tewas dengan 26 tusukan di tubuhnya.
“Ambillah mobilnya, jangan ambil nyawanya. Ini sudah diambil mobil dan uangnya, diambil mobilnya, dibunuh lagi dengan 26 tusukan. Kejam kalilah itu, pasti orang yang pakai narkobanya itu,” ungkapnya di rumah duka, Minggu.
Dia menduga, kejadian itu terjadi ketika suaminya tengah dalam perjalanan pulang ke rumah.
“Dia pasti lagi mau beli makan malam, dia itu tidak pernah pulang kemalaman. Biasanya paling lama itu pulang jam 10 malam,” ungkapnya.
Yorida mengaku tak memiliki firasat apa pun sebelum suaminya berangkat kerja. Dia hanya mengaku gelisah ketika suaminya tak kunjung pulang hingga pukul 12 malam hingga dia kemudian berinisiatif menelepon.
“Jam 10 masih belum gelisah. Tapi sudah hampir jam 12 ke atas aku enggak bisa tidur. Tidur sebentar bangun lagi. Baru jam 3 datang 5 orang polisi datang ke rumah katakan suami saya jadi korban. Di situ saya langsung shock,” ungkapnya.
Yorida mengaku, dirinya sempat meminta kepada suami untuk mengambil uang via mesin ATM. Namun hingga pukul satu dini hari, David tak kunjung mengangkat teleponnya.
“Kusuruh memang untuk ambil uang 1,5 juta. Sampai jam 1 aku hubungi masih bunyi hp nya tapi enggak diangkat-angkat, biasanya enggak seperti ini. Di situlah aku mulai gelisah,” ucapnya dengan nada parau.
Sementara itu, abang korban, T Simanjuntak, mengaku tak kuasa melihat kondisi mayat adiknya. Dia juga tak habis pikir par apelaku tega merampok orang yang hidup pas-pasan.
“Kejam kali, padahal orang susah, karena enggak ada kerja lagi dia makanya narik Grab ini. Bukannya orang kaya adikku itu. Kreditnya mobilnya itu,” tuturnya dengan suara parau di depan Ruangan Jenazah RS Bhayangkara, Minggu.
Pria berjaket cokelat dengan kemeja putih ini mengatakan, adiknya adalah orang yang giat bekerja. Bahkan hingga larut malam, dia tetap mencari nafkah untuk anak dan istrinya.
“Adikku ini termasuk giat dan ambisi sampai pagi sampai malam untuk dapat penuhi nafkah istri dan anak-anaknya. Kadang-kadang kunasihati jangan lupa minum (air mineral),” tegasnya.
Simanjuntak mengatakan, David meninggalkan istri, Yorida Sihombing, dan dua anak perempuan, Dita Simanjuntak, kelas 2 SMA, dan Michel Simanjuntak, kelas 4 SD. (kompas.com)