Teknologi

Database ‘Mother of all Breaches’ Terungkap: 26 Miliar Data Pribadi Bocor di Internet

×

Database ‘Mother of all Breaches’ Terungkap: 26 Miliar Data Pribadi Bocor di Internet

Sebarkan artikel ini
Database 'Mother of all Breaches' Terungkap: 26 Miliar Data Pribadi Bocor di Internet
Advertisement
Example 300x600
Advertisement

Jakarta, 25/1 (Batakpost.com) – Peneliti keamanan siber dari Cybernews baru-baru ini mengumumkan penemuan database besar yang mengandung 26 miliar data pribadi yang bocor di internet. Dinamai sebagai ‘Mother of all Breaches’, database ini dianggap sebagai kebocoran data terbesar dalam sejarah.

Peneliti keamanan siber, Bob Dyachenko, menemukan database ini yang berisi 26 miliar data pribadi dengan ukuran mencapai 13TB. Data ini diduga berasal dari kebocoran data dan peretasan database yang terjadi sebelumnya. Meskipun belum diketahui pemilik pasti dari database tersebut, Cybernews yakin bahwa data yang terdapat di dalamnya bersifat sensitif, dan pemiliknya bisa jadi seorang hacker, broker data, atau penyedia layanan yang mengelola data dalam jumlah besar.

Meskipun jumlah data yang bocor sangat besar, situasinya tidak seburuk yang diperkirakan. Cybernews menyatakan bahwa database ini sebagian besar terdiri dari data yang telah bocor dari ribuan kebocoran data sebelumnya, sehingga datanya sudah lama dan tidak mengandung informasi baru.

Setelah penyelidikan lebih lanjut, Cybernews menemukan bahwa sebagian besar data bocor berasal dari layanan internet populer seperti Tencent, Weibo, Twitter, dan Wattpad. Beberapa perusahaan yang data mereka paling banyak terkena dampak termasuk Tencent, Weibo, MySpace, Twitter, dan Wattpad.

Di samping perusahaan-perusahaan di atas, data yang bocor juga mencakup organisasi pemerintah di Amerika Serikat, Brasil, Jerman, Filipina, Turki, dan beberapa negara lainnya.

Meskipun data dalam database ini sudah lama, informasi sensitif yang terkandung di dalamnya tetap dapat dimanfaatkan untuk tujuan jahat seperti pencurian identitas, serangan phishing, serangan siber, dan akses tak berizin ke akun pengguna. Oleh karena itu, Cybernews menganjurkan pengguna untuk memeriksa apakah data mereka terdampak oleh kebocoran ini menggunakan layanan pengecekan data yang disediakan di situs Cybernews. Pengguna internet juga diminta untuk lebih waspada terhadap ancaman phishing dan penipuan online. (int)

Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS