Pandan, 27/7 (Batakpost.com)- Namanya adalah Brando Tunggul Parningotan Gultom, salah satu dari 4 lulusan SMAN 1 Matauli Pandan yang diterima kuliah di Universitas Top Dunia.
Keberhasilan Brando lulus ke University of British Columbia (UBC) Kanada bukanlah mudah. Melainkan berkat kerja kerasnya mengikuti tes ujian Beasiswa Indonesia Maju Jalur Afirmasi Taman Sains yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2021, yang kuotanya hanya 40 orang untuk seluruh siswa kelas III SMA di seluruh Indonesia.
Kepada batakpost.com anak keenam dari tujuh bersaudara ini mengaku senang dan bangga, serta bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan yang diberikan sehingga dapat mengecap pendidikan di Universitas Top di luar negeri.
BACA JUGA: Tanggapan dan Harapan Forkopimda Untuk SMAN 1 Matauli Pandan
“Awalnya saya cuma coba-coba saja ikut ujian, karena sekolah mengumumkan ada Beasiswa Indonesia Maju Jalur Afirmasi Taman Sains yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Bagi siapa yang lulus akan kuliah di Universitas luar negeri sesuai dengan jurusan yang diinginkan. Karena penasaran, ya ikut saja, dan ternyata lulus,” ungkapnya bangga, usai menerima penghargaan dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara yang diserahkan langsung oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Matauli, Dr. Ir. Akbar Tandjung Sabtu (23/7) lalu, pada acara pengukuhan siswa baru SMAN 1 Matauli Pandan.
Sebelum berangkat ke Kanada, terlebih dahulu 4 orang siswa SMAN 1 Matauli ini mendapat pembekalan materi kuliah selama 6 bulan di Jakarta.
BACA JUGA: 409 Siswa Baru SMAN 1 Matauli Pandan Dikukuhkan dan Siap Bersaing di Perguruan Tinggi Dunia
“Ada tiga orang kami yang lulus di UCB (Saya, Marta Togatorop, Sinta Ambarita). Dan satu lagi teman kami atas nama Kezia Laze yang diterima di Universitas Taiwan. Selama belajar di Jakarta, kami mendapat Materi kuliah yang lumayan susah. Tetapi setelah kita pelajari dan kita asah terus menerus, akhirnya bisa. Dan bulan Agustus nanti kami akan terbang ke Kanada mengikuti perkuliahan,” ungkapnya bangga.
Dan selama mengikuti pembelajaran di Jakarta, kata Brando, semua biaya, termasuk transportasi dari Pandan ke Jakarta serta uang saku ditanggung oleh pemerintah. Demikian juga nanti selama mengikuti perkuliahan di Kanada, semuanya ditanggung oleh pemerintah.
Atas prestasinya itu, kedua orang tua Brando merasa bangga, walaupun awalnya mereka keberatan, mengingat Kanada sangat jauh. Ditambah lagi Brando adalah anak satu-satunya laki-laki. Tetapi setelah mendapat penjelasan dari Brando dan kakak-kakaknya, akhirnya kedua orang tuanya dapat menerima.
“Awalnya orang Bapak dan Mama gak ngasih, karena jauhkan ke Kanada. Terus sayakan anak satu-satunya laki-laki, takut terjadi apa-apa di luar negeri sana. Mungkin itu yang mereka takutkan,” kata Brando yang lahir pada bulan Agustus 2004 di Sipahutar, Tapanuli Utara.
Di University of British Columbia (UBC) Kanada, Brando Gultom mengambil jurusan Computer Sains. Hal itu sesuai dengan minatnya yang sejak kecil sudah hobby ngutak-ngatik computer. “Saya bercita-cita menjadi Programer Komputer. Meskipun Bapak dan Mama menginginkan saya jadi dokter. Tetapi karena hobby saya adalah computer, saya pun diberikan kebebasan untuk memilih,” ucap lagi.
Usai nanti menyelesaikan S1 di Kanada, Brando akan pulang ke Indonesia untuk mengabdi. Sehabis itu jika ada kesempatan, dia berkeinginan melanjutkan S2 jurusan Bisnis.
BACA JUGA: 411 Siswa Baru SMAN 1 Matauli Pandan Dibekali Polres Tapteng Akan Bahaya Narkoba
Dimita apa yang menjadi pesan kepada para pelajar agar bisa mengikuti jejak mereka, menurut pria berkacamata itu, jangan takut untuk mencoba segala kesempatan dengan cara mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Sedangkan pesannya secara khusus kepada generasi marga Gultom, semoga bisa menjadi generasi unggul dari marga-marga yang lain.
Untuk menjelang keberangkatannya bulan Agustus nanti ke Kanada, orang tua dan keluarganya sudah mempersiapkan acara kecil-kecilan di kampungnya di Sipahutar, sekaligus doa bersama.
Tentu bagi Brando dan keluarga berpisah adalah hal yang menyedihkan, tetapi demi cita-cita harus direlakan.
“Pesan Bapak sama Mama kepada saya, agar saya menjaga diri di negeri orang, serta harus berperilaku baik, karena menjaga nama keluarga dan juga nama bangsa Indonesia. Mohon doanya agar kami bisa menyelesaikan perkuliahan dengan baik,” harap pecinta musik piano itu.
Dan untuk sekolah tercintanya SMAN 1 Matauli Pandan, pria dengan tinggi badan 173 cm itu, mengucapkan terima kasih atas dukungan dan ilmu yang diberikan.
“Tanpa SMAN 1 Matauli Pandan, maka saya tidak bisa kuliah ke luar negeri. Terima kasih Bapak Kepala Sekolah, terima kasih kepada guru-guruku dan Yayasan Matauli, serta semua teman-teman aku. Banggalah kita menjadi siswa SMAN 1 Matauli Pandan,” pungkasnya.
BACA JUGA: Pemkab Taput Bersama Kodim Uji Coba Kentang dan Jagung Organik
Sewaktu masih duduk di bangku SMPN 1 Sipahutar, memang anak dari pasangan Marudut Gultom dan Marice Siregar ini sudah menujukkan prestasinya dengan meraih Juara I dan Juara III besar. Atas prestasinya itulah, kedua orang tuanya bercita-cita akan menyekolahkan dia di kedokteran. Namun karena bakatnya adalah computer, kedua orang tuanya pun harus merelakannya.
Ada pun ayah dari Brando Gultom hanyalah seorang pensiunan PNS, dan ibunya guru di SMAN 1 Sipahutar. Lima dari anggota keluarganya semuanya kuliah termasuk kakaknya yang sudah menikah. Dan adiknya yang paling kecil Finish Gultom saat ini sedang sekolah di SMA Unggulan Del Laguboti. (HAT)