Jakarta, 17/5 (Batakpost.com) – Pemerintah Amerika Serikat dan China mengadakan pertemuan penting untuk membahas potensi bahaya yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan (AI). Meskipun kedua negara sering berselisih dalam hal perdagangan, mereka tampaknya sepakat mengenai ancaman yang mungkin ditimbulkan oleh AI. Pertemuan ini berlangsung di Jenewa, Swiss, dengan perwakilan AS dari US National Security Council Tarun Chhabra dan Dr. Seth Center dari Departemen Luar Negeri AS, sementara China diwakili oleh pejabat dari Kementerian Luar Negeri dan National Development and Reform Commission.
Pada pertemuan sebelumnya di APEC November 2023, Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping juga telah membahas masalah keamanan AI. Perkembangan AI, terutama di sektor militer, menunjukkan kemajuan pesat, seperti uji coba pesawat tempur yang dipiloti AI oleh AS yang berhasil melakukan dogfight dengan pesawat tempur berawak.
Namun, ketakutan terbesar adalah kemungkinan AI digunakan untuk mengendalikan sistem senjata nuklir. Kekhawatiran ini melibatkan potensi AI untuk memutuskan target dan waktu serangan nuklir secara otomatis. Pemerintah AS telah menegaskan bahwa kontrol senjata nuklir mereka tetap berada di tangan manusia dan berharap Rusia serta China berjanji untuk melakukan hal yang sama.
Pertemuan di Jenewa ini juga diharapkan membahas pembuatan aturan internasional terkait penggunaan AI. AS sebelumnya telah mendapat dukungan dari China untuk resolusi AI pertama di dunia yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada Maret lalu.
“Kami memang tak selalu sepaham dengan China dalam banyak topik AI, namun kami percaya bahwa komunikasi terkait risiko bahaya AI bakal membuat dunia lebih aman,” ujar perwakilan AS, seperti dikutip detikINET dari Techspot, Rabu (15/5/2024).(int)
Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS