Batakpost – Pertanyaan tentang boleh tidaknya menikah dengan sepupu belakangan viral di media sosial. Dalam momen kumpul keluarga, tidak sedikit yang curhat menaruh hati dengan sepupu dekat, tetapi terlepas dari hal tersebut, ada baiknya juga mengenali risiko kesehatannya.
Perkawinan antar kerabat dekat dianggap lebih berisiko menurunkan sifat-sifat genetik tertentu. Beberapa penyakit bawaan memiliki sifat autosomal recessive, yang artinya bisa muncul ketika sesama carrier atau pembawa gen-gen resesif menikah dan kemudian punya anak.
Dikutip dari Popular Science, sepupu pertama berbagi 12,5 persen DNA mereka. Oleh karena itu, setiap anak yang dihasilkan dari perkawinan sepupu pertama akan memiliki bagian yang cukup besar dari gen yang tampak serupa.
Jika ibu memiliki sedikit masalah pada genetik, kemungkinan besar anak tidak akan mendapatkannya jika tak ada masalah dari sisi ayah. Apabila ayah memiliki genetik untuk penyakit tertentu, gen dari ibu yang sangat berbeda bisa memberikan perlindungan.
Tetapi, jika ibu dan ayah memiliki gen yang similar, kedua versi tersebut akan saling tumpang tindih. Diperkirakan 4 hingga 7 persen anak yang lahir dari pernikahan sepupu pertama memiliki cacat lahir, dibandingkan 3 persen untuk anak yang lahir dari pernikahan kerabat jauh.
Sementara itu, kemungkinan keturunan yang sehat meningkat secara dramatis dengan setiap jarak hubungan baru. Sepupu kedua hanya berbagi 6,25 persen gen mereka dan sepupu ketiga berbagi lebih dari 3 persen. Sepupu ketujuh, tidak memiliki hubungan genetik yang berarti sama sekali.
Dalam hal ini, penting untuk mengetahui risiko kesehatan yang ada dan mempertimbangkan dengan baik sebelum memutuskan untuk menikah dengan sepupu.