Tapteng, 19/5 (Batakpost.com)-Mungkin selama ini banyak warga Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga secara khusus, umumnya warga Tapanuli belum mengetahui dari mana asal ikan mas yang setiap hari dikomsumsi.
Menurut informasi yang diperoleh batakpost.com dari sejumlah pedagang dan agen ikan mas yang ada di Tapanuli Tengah, ikan itu datang dari Pasaman perbatasan Sumatera Barat.
Jumlah ikan mas yang masuk ke Tapteng dan kawasan Tapanuli cukup besar. Dalam satu minggu, sedikitnya puluhan ton ikan mas didistribuskan kepada para agen-agen di kawasan Tapanuli.
Rangkuti salah seorang agen dan juga penjual ikan mas di Pandan mengungkapkan, jadwal masuk ikan mas dari Pasaman setiap malam selasa, Kamis, dan Sabtu. Khusus untuk wilayah Pinangsori-Pandan, sebanyak 3 colt disel dengan kapasitas sekitar 2 ton sekali turun belum lagi untuk wilayah Tapsel, Taput, Tobasa.
“Para toke ikan mas asal Pasaman berani memberi harga yang jauh lebih murah dibanding pemasok ikan dari daerah lain. Untuk saat ini mereka berani memberi harga Rp26.000-28.000/kg. Sedangkan menjelang tahun baru agak naik harga karena permintaan cukup banyak. Sedangkan para toke ikan mas yang dari wilayah Toba melempar harga ke agen cukup tinggi sekitar Rp35.000-40.000/kg nya,”sebut Rangkuti.
Hal itulah yang membuat ikan asal Pasaman menguasai pasar ikan di Sibolga-Tapteng bahkan di kawasan Tapanuli dan Toba.
Diakuinya, ada pun kisaran harga ikan mas dijualnya saat ini hanya Rp30.000/kg. Dan setiap hari pekan, Rangkui mampu menjual ikan mas 80-100kg.
“Untungnya lumayanlah, walaupun hanya dapat kisaran Rp2.000-3.000/kg nya, yang jelas dapur dapat ngebul,”sebutnya.
Ditanya apakah tidak ada peternak ikan mas di wilayah Sibolga-Tapteng? Menurutnya, cukup sulit memelihara ikan mas di kedua daerah bertetangga itu. Salah satu faktor air dan cuaca yang cukup panas.
“Kami saja hanya berani menampung sekitar 1-2 hari jika ada yang belum terjual. Faktor itulah yang membuat tidak berminat masyarakat Tapteng dan Sibolga beternak ikan mas. Sementara kalau di Pasaman, cuacanya mendukung dan sejuk serta banyaknya areal persawahan. Dan yang membuat kita heran, bahwa peternak Pasaman mampu panen hanya dalam tempo 3 bulan mulai dari pembibitan,”ungkapnya. (RED)