Samosir, 28/7 (Batakpost.com) – Pemerintah Kabupaten Samosir melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggelar perlombaan Pekan Kebudayaan Daerah sebagai bentuk upaya untuk melestarikan budaya dan menjaga kearifan lokal. Acara ini digelar di Open Stage Creative Hub Samosir, Desa Situngkir, Kecamatan Pangururan.
Perlombaan Pekan Kebudayaan Daerah dibuka secara resmi oleh Bupati Samosir, Vandiko T. Gultom, yang diwakili oleh Camat Pangururan, Robintang Naibaho. Acara ini turut dihadiri oleh Kepala Bidang Kebudayaan, Irayana Simbolon, Ketua Dewan Kesenian Samosir, para juri, dan pembina peserta lomba.
Perlombaan Pekan Kebudayaan Daerah terdiri dari tiga sesi. Sesi pertama adalah Lomba Kuliner Tradisional Naniura yang telah berlangsung pada tanggal 28 April di Desa Situngkir. Sesi kedua meliputi Lomba Olahraga Tradisional Marmosak, Lomba Mengukir/Manggorga, Lomba Tradisi Lisan Marturi-turian, dan Lomba Aksara Batak yang dilaksanakan pada tanggal 21 Juli di Geopark Kaldera Toba. Sementara itu, sesi ketiga yang diadakan pada 28 Juli terdiri dari lomba Uning-uningan (Gondang) dengan peserta sebanyak 7 grup dan Martumba (Tarian Tradisional) dengan peserta sebanyak 9 grup dari seluruh Kabupaten Samosir.
Dalam laporan kegiatannya, Kepala Bidang Kebudayaan, Irayana Simbolon, menyatakan bahwa perlombaan Pekan Kebudayaan Daerah merupakan upaya untuk melestarikan dan membangkitkan kembali cinta terhadap identitas budaya Batak di kalangan generasi muda. “Kebudayaan kita mencerminkan identitas kita, dengan perlombaan kebudayaan yang diikuti oleh generasi muda, diharapkan kita dapat menjaga dan melestarikan budaya serta tradisi Batak di tengah kemajuan teknologi,” ujarnya.
Mewakili Bupati Samosir, Camat Pangururan, Robintang Naibaho, mengapresiasi kegiatan Pekan Kebudayaan Daerah sebagai langkah baik dalam menjaga dan melestarikan budaya Batak bagi generasi muda.
Dalam pesannya kepada para peserta lomba, Camat Pangururan menyemangati mereka untuk memberikan penampilan terbaik. “Perlombaan ini bukan hanya sekadar kompetisi, tapi juga bertujuan untuk meningkatkan cinta terhadap budaya kita. Kemenangan bukanlah hal utama, yang terpenting adalah kita dapat mencintai dan melestarikan budaya kita. Berikan penampilan terbaik dan tetap semangat,” ujarnya.
Camat Pangururan juga memberikan pesan kepada para pembina atau guru agar tetap semangat memberikan dukungan kepada siswa dalam upaya melestarikan budaya lokal, sehingga generasi penerus juga akan mencintai dan melestarikan kearifan lokal di tengah perkembangan zaman.
Dengan diselenggarakannya Pekan Kebudayaan Daerah, harapannya budaya dan tradisi Batak akan terus hidup dan dilestarikan oleh generasi muda sebagai bagian penting dari identitas dan warisan budaya Indonesia.