Aktivitas di Desa Jago-jago Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah terus terlihat pascadigulirkannya Dana Desa tahun ini. Hampir semua lapisan masyarakat di Desa yang berpenghuni 2.822 jiwa itu tersentuh oleh Dana Desa.
Salah satu contoh sentuhan yang dilakukan oleh Kepala Desa Jago-jago Laili Fitri Purba, (38) kepada kaum Lansia yang ada di empat dusun di desanya. Sedikitnya 110 Lansia yang dibagi dalam dua kelompok mendapat makanan tambahan seperti susu, bubur kacang hijau, buah-buahan setiap melakukan aktivitas senam bersama.
Kegiatan senam Lansia ini dilakukan setiap hari Jumat, mulai pukul 08.00WIB sampai dengan selesai yang dipandu instruktur dari masyarakat setempat. Dengan mengenakan seragam bersama, para Lansia itu pun tampak semangat mengikuti gerakan-gerekan senam dan menikmati makanan tambahan yang disediakan.
Sedangkan kepada Anak-anak Balita yang ada di empat dusun, juga diberikan pemberian makanan tambahan dan susu kepada ibu-ibu hamil, ibu menyusui untuk menghindari Stunting bagi Balita. Pemberian asupan gizi ini dilakukan melalui kegiatan Posyandu.
“Sesuai dengan program Pemerintah Pusat dan juga program dari Bupati Tapanuli Tengah, bahwa terhadap Stunting ini harus diberikan perhatian maksimal agar Balita tidak mengalami gagal tumbuh. Karena sebagaimana kita ketahui, Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk. Untuk itulah program pemberian tambahan gizi dan asupan ini kita kembangkan di Desa kami ini,” kata Kepala Desa Jago-jago, Laili Fitri Purba.
Selain pemberian tambahan gizi dan Stunting, Dana Desa juga dimanfaatkan untuk memberikan penyuluhan hukum kepada kelompok pemuda dan masyarakat. Karena tidak dapat dipungkiri lagi tindakan melawan hukum sering terjadi karena kurangnya pemahaman akan hukum.
Melihat kondisi itu, Kepala Desa bersama dengan masyarakat Desa Jago-jago menyepakati agar dilakukan penyuluhan hukum dengan mendatangkan Narasumber dari Koramil dan Polsek Pinangsori. Dengan demikian warga sudah dapat mengerti apa dampak dan efeknya jika melakukan perbuatan melawan hukum.
“Alhamdulillah respon dari masyarakat kita cukup baik khususnya para pemuda desa mengikuti penyuluhan hukum itu. Karena dalam penyuluhan itu terjadi dialog tanya jawab antara pemateri dengan masyarakat. Kita berharap dengan adanya penyuluhan hukum ini, masyarakat dan pemuda desa ini dapat mengetahui dampak dari tindakan jika melawan hukum,” ungkap sang Kades.
Sedangkan untuk kelompok masyarakat yang pekerjaannya sebagai nelayan, juga dilakukan sosialisasi dengan mendatangkan Narasumber dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tapanuli Tengah. Menurut keterangan Kades, ada 135 orang peserta yang mengikuti kegiatan tersebut.
Dana Desa juga digunakan untuk pegadaan Mobiler Posyandu, karena di Desa Jago-jago ada dua Posyandu yang mobilernya sudah layak untuk dibeli, seperti Timbangan Bayi dan Timbangan Dewasa. Kursi dan Lemari Arsip Posyandu, ditambah dengan Tempat Tidur, Lemari Obat dan Tempat Tidur Pasien.
“Kami melihat bahwa Mobiler Posyandu yang ada di desa kami ini harus dilengkapi agar masyarakat yang datang berobat bisa nyaman mendapatkan pelayanan dari tim medis yang ada di Desa kami ini. Dengan adanya mobiler baru ini, baik masyarakat dan juga bidan tidak terkendala lagi melakukan pelayanan kesehatan,” ungkap Kades yang baru berusia 38 tahun itu.
Selain menggunakan Dana Desa untuk kegiatan fisik, Dana yang dikucurkan Pemerintah Pusat itu juga digunakan untuk memberikan insentif kepada Guru Agama, baik yang ada di Madrasyah dan juga guru Sekolah Minggu di Gereja. Insentif juga diberikan kepada Guru PAUD, Kader Posyandu. Dana insentif ini diberikan setiap bulannya selama 10 bulan.
Untuk meningkatkan kegiatan sosial masyarakat di Desa Jago-jago, Kades juga mengucurkan Dana Desa untuk pembelian Perkakas Alat Pesta untuk tiga dusun, yaitu di Dusun II Sigubo, Dusun III Muara Pinang, dan Dusun IV Bongal. Karena kegiatan sosial seperti pesta cukup sering dilakukan masyarakat Desa Jago-jago.
Ada pun besaran Dana Desa yang dikucurkan tahun ini untuk pemberdayaan masyarakat di Desa Jago-jago sebesar Rp 505.247.000.
Masyarakat Desa Jago-jago yang warganya terdiri dari Suku Nias, Batak dan Padang, sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Presiden Jokowi dengan dikucurkannya anggaran Dana Desa. Tidak ketinggalan dukungan dan perhatian dari Pemkab Tapteng melalui Bupati dan Wakilnya sangat menunjang suksesnya kegiatan pembangunan fisik dan pemberdayaan masyarakat melalui Dana Desa.
Masyarakat Jago-jago dan Kepala Desanya juga berharap agar program Dana Desa terus berkelanjutan, karena masih banyak yang dibenahi di masing-masing desa. Namun karena keterbatasan dana, maka diutamakan yang paling urgen.
“Khusus di Desa kami ini masih banyak yang ingin dibenahi, karena dari sekian banyak permintaan atau usul dari masyarakat, masih sebahagian yang dapat kita wujudkan karena keterbatasan anggaran. Kita berdoa agar tahun depan Dana Desa terus bergulir dan berkelanjutan demi peningkatan sarana di desa kami ini,” pinta Laili Fitri Purba yang sudah dua periode terpilih sebagai Kepala Desa Jago-jago. (RED)