Samosir, 4/2 (Batakpost.com) – Gerakan tanam serentak padi gogo merupakan inisiatif strategis untuk meningkatkan produksi pangan dan menjaga ketahanan pangan di Indonesia. Tahun 2025, Pemerintah Kabupaten Samosir melalui Dinas Ketapang dan Pertanian melaksanakan penanaman 1 hektare padi gogo di Sitaotao, Dusun 3, Desa Tanjung Bunga, Pangururan pada 4 Februari.
Bersama delapan kelompok tani Desa Tanjung Bunga, Kadis Ketapang dan Pertanian, Tumiur Gultom, memimpin penanaman serentak di lahan Kelompok Tani Cahaya. Ditargetkan sebanyak 15 hektare padi gogo akan ditanam tahun ini di desa tersebut.
Tumiur Gultom menjelaskan bahwa padi gogo merupakan varietas yang tahan terhadap lahan kering dan cocok ditanam di iklim Samosir. Program ini juga bertujuan mendukung swasembada pangan nasional. Sebelumnya, padi gogo telah berhasil ditanam di Desa Maduma dengan hasil 6 ton per hektare. Berdasarkan kesuburan tanah di Sitaotao, Tumiur optimis hasil panen akan lebih baik dan dapat menjadi contoh bagi kelompok tani lainnya di Kabupaten Samosir.
“Kesuburan tanah di Sitaotao lebih baik dibandingkan di Maduma. Kami yakin hasilnya akan lebih memuaskan. Lokasi ini cocok sebagai pusat penanaman padi gogo, dan kami dari dinas akan memberi perhatian lebih untuk Desa Tanjung Bunga,” ujar Tumiur.

Dinas Pertanian juga akan membantu petani dengan pengolahan lahan seluas 15 hektare menggunakan traktor. Bibit yang digunakan adalah varietas sigambiri merah yang juga didukung sinergi dengan Kementerian Pertanian untuk 14 hektare lahan berikutnya. Tumiur mengajak petani untuk mendukung serta merawat tanaman agar hasilnya optimal.
Menurutnya, pertanian padi gogo ini memiliki potensi dipadukan dengan sektor pariwisata, mengingat lokasi Desa Tanjung Bunga memiliki pemandangan indah dari kaki Gunung Pusuk Buhit. Tumiur berharap tradisi menanam padi dapat kembali dihidupkan sebagaimana dilakukan oleh nenek moyang.
“Mari kita kembalikan tradisi menanam padi sebagaimana yang dilakukan para leluhur kita. Selain pertanian, lokasi ini juga sangat cocok dikembangkan bersama pariwisata,” tambahnya.
Melalui program Pangula Nature yang sudah dicanangkan, Tumiur juga meminta petani untuk menggunakan pupuk organik dan menghindari pembakaran lahan. Penyuluh akan turun langsung ke lapangan untuk membantu petani, termasuk dalam pembuatan pupuk organik.
“Jika padi gogo sukses, maka akan ada lebih banyak bantuan lain seperti tanaman kentang yang diusulkan oleh kelompok tani,” jelasnya.
Selain padi gogo, Kadis Ketapang dan Pertanian juga mendukung potensi kopi dari Sitaotao dengan rencana mendaftarkan indikasi geografis kopi dari lereng Gunung Pusuk Buhit. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi komoditas kopi daerah.
Kepala Desa Tanjung Bunga, Lasper B. Sitanggang, optimis penanaman padi gogo di desanya akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan di Desa Maduma. Ia menyoroti faktor kesuburan tanah dan embun pagi yang tetap hadir meski di musim kemarau, sebagai faktor pendukung keberhasilan panen.
“Harapan saya, hasil di daerah kita ini harus tiga kali lipat lebih baik dari Desa Maduma. Kita tidak hanya menanam, tetapi harus berusaha agar hasilnya melimpah,” kata Lasper.
Pemerintah Desa Tanjung Bunga juga siap mendukung petani dalam pembuatan pupuk organik, dengan memanfaatkan eceng gondok dari Danau Toba. Lasper mengimbau agar petani tetap kompak dalam mengelola pertanian serta memproduksi bibit sendiri untuk keberlanjutan program ini.
“Kita tidak bisa terus bergantung pada pembelian bibit dan bantuan. Kita harus mandiri dalam menyiapkan bibit sendiri untuk masa depan pertanian yang lebih baik,” pungkasnya.(int)
Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS