Cerita Ibu Yanti yang Sudah 9 Tahun Menjual Selongsong Ketupat di Pasar Pandan

Pandan, 21/4 (Batakpost.com)- Sudah menjadi tradisi setiap Lebaran tiba menu ketupat menjadi makanan ciri khas bagi warga Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dan juga bagi daerah-daerah lain. Tidak heran menjelang Lebaran banyak warga yang memburu selongsong ketutap ini, karena memang tidak mudah untuk menganyam-nya.

Di Pasar Pandan tepatnya di pintu masuk, ada seorang penjual selongsong ketupat musiman. Namanya Ibu Yanti, usianya hampir 50 tahun yang sejak kemarin sudah menjual selongsong ketupat.

Kepada batakpost.com, Ibu Yanti mengungkapkan bahwa usaha musimannya sudah digelutinya sejak 9 tahun silam. Awalnya dia mendapatkan ide itu ketika dirinya berkunjung ke kota Medan dan melihat banyak penjual selongsong ketupat di pasar-pasar.

Dia pun berpikir, kenapa usaha itu tidak dia kerjakan di Pandan, apalagi dia memiliki keterampilan menganyam selongsong ketupat.

Berbekal semangat itu, Ibu Yanti pun langsung mempraktikkan dengan menjual selongsong ketupat 9 tahun yang lalu. Dan hasilnya lumayan laku.

Melihat peluang itu, Ibu Yanti pun menjadi menekuni usaha musiman itu.

Baca Juga:  Bishop GMI Bersama Pendeta dari Korea Selatan Resmikan GMI Jemaat Kemuliaan Tapian Nauli

“Kami jualan hanya dua kali setahun, Lebaran Idul Fitri dan Hari Raya Haji. Selebihnya kerja di rumah sebagai ibu rumah tangga,” terangnya sembari menganyam selongsong ketupat dengan cepat, Jumat (21/4/2023).

Ada pun harga selongsong ketupat yang dia jual Rp 10 ribu satu ikat dengan jumlah 10 biji ukuran kecil. Sedangkan untuk ukuran besar tetap Rp 10 ribu tetapi jumlahnya 5 biji satu ikat.

Jualan selongong ketupat Ibu Yanti di Pasar Pandan. Dua hari menjelang Lebaran jualan dari Ibu Yanti bersama rekannya selalu laku. (Batakpost.com/Jasgul)

Untuk mengerjakan selongsong ini, Ibu Yanti pun mengajak rekannya sesama ibu rumah tangga, yaitu, Ibu Irma dan Ibu Ifa. Mereka bertiga sudah ahli dalam menganyam selongsong ketupat, dan itu terlihat dengan waktu yang cukup singkat mereka sudah menyelesaikan beberapa buah selongosong ketupat ukuran besar dan kecil.

Ditanya berapa untung yang didapat dari menjual selongsong? Menurut Ibu Yanti sekitar Rp 300 ribu per hari. Dan mereka jualan dua hari menjelang Lebaran, karena di situ baru banyak orang yang belanja.

Baca Juga:  73 Wartawan se-Sumut Dibekali Bank Indonesia

“Kalau soal untung alhamdulillah bisa dapat Rp 300 ribu per hari. Tetapikan ini jualannya musiman, hanya dua hari saja. Pun demikian tetap kami syukuri karena bisa membantu biaya kebutuhan saat Lebaran,” ungkapnya gembira.

Untuk mendapatkan bahan selonsong ketupat ini, Ibu yanti pun harus berjuang dan mengeluarkan biaya. Dia harus pergi ke Lopian, Kecamatan Badiri untuk membeli daun pucuk kelapa.

“Kami tidak memiliki pohon kelapa, jadi kami membeli daun dari Lopian. Per ikatnya kami bayar Rp 15 ribu dengan jumlah daun 60 lembar, ditambah lagi biaya memanjat kelapa,” ungkapnya.

Jika seandainya mereka tidak membeli daun kelapa, sebut Ibu Yanti, maka untung yang mereka dapat bisa lebih besar lagi.

Diakuinya, untuk Pasar Pandan hanya mereka yang menjual selongsong ketupat, karena memang tidak mudah untuk mengerjakan usaha musiman itu ditambah lagi biaya untuk mendapatkan daun kelapa.

Melihat perjuagan mereka, sudah selayaknya setiap pembeli tidak perlu lagi untuk menawar selongsong ketupat. (Jasgul)

 

 

Print Friendly, PDF & Email