Sidimpuan, 2/11 (Batakpost.com)- Komandan Korem (Danrem) 023/Kawal Samudera, Kolonel Inf Febriel Buyung Sikumbang, diwakili Kepala Staf Korem 023/KS Letkol Inf Denni Enggel Rupinggi, membuka Latihan Posko I Yonif 123/RW, Senin (2/11/2020) di Mako Yonif 123/Rajawali.
Danrem 023/KS Kolonel Inf Febriel Buyung Sikumbang, dalam amanatnya yang dibacakan oleh Kasrem 023/KS menjelaskan, Korem 023/KS selaku Komando Kewilayahan memiliki peranan penting dalam mendukung tugas pokok menegakkan kedaulatan dan menjaga keutuhan wilayah serta melindungi segenap bangsa dari segala bentuk gangguan dan ancaman yang dapat mempengaruhi stabilitas keamanan wilayah.
Untuk itu, kata Danrem, perlu dilaksanakan latihan Posko I dan akan dilanjutkan dengan latihan Posko II tingkat Batalyon agar Satuan Yonif 123/RW memiliki kemampuan dan kesiapsiagaan yang baik.
“Latihan ini bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan prosedur hubungan kerja Komandan dan Staf Batalyon, beserta unsur-unsur pelayan yang ada di Batalyon baik dalam merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan operasi serta Komando Pengendalian dalam satuan. Latihan ini harus dapat menghasilkan sesuatu yang baru yang bernilai positif bagi kepentingan Kodam I/BB dan Korem 023/KS, khususnya bagi Yonif 123/Rajawali,” tegas Danrem.
Latihan Posko I kali ini mengangkat tema “Melalui Latihan Posko I Yonif 123/RW Siap Melaksanakan Operasi Lawan Insurjensi dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI di wilayah Kodam I/BB”.
Dihimpun dari berbagai sumber, Insurjensi merupakan salah satu wujud peperangan asimetris. Fenomena gerakan insurjensi pada prinsipnya adalah perjuangan politik yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat dalam suatu wilayah negara terhadap pemerintah yang memiliki suatu otoritas yang berdaulat.
Insurjensi merupakan gerakan politik sebagai hasil dari ketidakpuasan dan penolakan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah di suatu negara.
Dalam sejarahnya, gerakan insurjensi pada awalnya dipandang sebagai gerakan perlawanan yang menggunakan kekuatan bersenjata yaitu dengan cara kekerasan untuk melawan pemerintahan yang sah. Namun seiring perkembangan zaman, perlawanan dengan kekuatan bersenjata berkembang menjadi sebuah gerakan pemberontakan atau insurjensi yang memiliki maksud-maksud politik untuk menggulingkan rezim yang berkuasa. (rilpenrem023/KS)