Solo, 2/6 (Batakpost.com) – Penyanyi senior Titiek Puspa menyampaikan pesan kepada Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, dalam konferensi pers sebelum pembukaan studio musik Lokananta. Titiek Puspa menyoroti kurangnya dukungan terhadap industri musik di Indonesia dan mengatakan bahwa tidak ada “ndoro” atau majikan dalam dunia musik Tanah Air.
Dalam pernyataannya, Titiek Puspa membandingkan situasi musik dengan popularitas dan dukungan yang diterima oleh industri sepak bola di Indonesia. Ia mengungkapkan keinginannya untuk melihat adanya dukungan yang lebih kuat untuk musik di Tanah Air.
“Sejujurnya, maaf saya mengatakan ini, ampun duko nggih (jangan marah ya), di Indonesia musik tidak mempunyai ‘ndoro’. Sementara dalam olahraga, ‘ndoro’-nya ada. Misalnya Asean Games, itu ada. Tapi dalam musik, no no no, tidak ada,” ungkap Titiek Puspa kepada Gibran pada Jumat (2/6/2023).
Penyanyi yang lahir pada tahun 1937 tersebut menyebut bahwa Indonesia memiliki banyak musisi yang hebat. Namun, menurutnya, ketika musisi-musisi tersebut ingin meraih pengakuan internasional, tidak ada pihak yang membantu atau memberikan bimbingan.
“Tidak ada yang berbuat sesuatu untuk mendukung ‘ayo kamu juga berprestasi untuk seni budaya Indonesia’. Itulah yang membuat iri. Mengapa ada Kementerian Seni Budaya, tetapi tidak ada tindakan konkret?” tambahnya.
Saat berada di hadapan Gibran di studio musik pertama di Indonesia, Lokananta, Titiek Puspa meminta bantuan kepada Gibran untuk mendukung seni dan budaya. Ia memberikan contoh Korea Selatan yang pemerintahnya memberikan dukungan yang luas terhadap industri musik.
“Sekarang, Mas Gibran berada di sini. Saya mohon tolong, contohnya Korea Selatan yang pemerintahnya memberikan dukungan yang luas. Nah, Indonesia juga tidak kurang, Mas, Pak Wali Kota, dan dari anak kecil hingga dewasa, saya sangat mengagumi bagaimana Anda memberikan perhatian kepada seni musik bangsa kita,” ungkap Titiek Puspa.
Sementara itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengungkapkan harapannya bahwa Lokananta yang telah direvitalisasi akan menjadi destinasi wisata musik yang menarik di Indonesia. Menurut Gibran, Lokananta yang telah mengalami perubahan ini terlihat sangat baik.
“Setelah kita memiliki destinasi wisata religi, sekarang kita memiliki destinasi wisata musik. Lokananta sekarang tidak seperti sebelumnya yang banyak ditumbuhi rumput. Sudah bagus,” ungkap Gibran.
Gibran juga berharap bahwa Lokananta, yang merupakan salah satu dari 17 proyek pembangunan utama di Solo, dapat menjadi tempat berkumpulnya musisi dan generasi muda.
“Sesuai dengan keluhan yang disampaikan oleh Eyang Titiek Puspa, kita menjawabnya dengan membangun tempat seperti ini. Banyak yang mengeluh, kita perbaiki. Lokananta dahulu bagaimana kondisinya, kita perbaiki. Intinya, kita memberikan wadah untuk semua orang,” tutup Gibran.
Dukungan terhadap industri musik Indonesia, seperti yang diharapkan oleh Titiek Puspa, dianggap penting untuk mendorong perkembangan dan keberhasilan musisi Indonesia di tingkat nasional maupun internasional.