Pandan, 30/7 (Batakpost.com)- Ada pemandangan yang menarik sewaktu bupati Tapanuli Tengah, Bakhtiar Ahmad Sibarani bersama dengan Walikota Sibolga, Syarfi Hutauruk menyambangi Rumah Sakit Umum Pandan, pada acara Pelaksanaan Pencanangan Bakti Sosial TNI KB-Kes, Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga, Tahun 2017, yang acara pembukaannya dipusatkan di Pandan, kemarin.
Dengan ramah bupati Bakhtiar menyalami para kaum ibu yang sudah dan sedang melakukan operasi terkait program KB. Bupati berkali-kali mengajak para kaum ibu agar membatasi reproduksi demi kesehatan kaum ibu dan juga kesehatan anak.
Disaat berdialog dengan para kaum ibu, Bakhtiar diingatkan dengan sosok seorang wanita yang 5 tahun lalu pernah dibantunya sewaktu kesulitan mendapatkan pertolongan dari tim medis. Dimana wanita itu hadir di Rumah Sakit Pandan untuk program KB.
Mana tadi ibu yang saya salam tadi? Tanya Bakhtiar sembari mencari-cari wanita yang dimaksud di tengah kerumunan warga dan paisen di RSUD Pandan. Dengan dibantu tim medis, akhirnya Bupati Bakhtiar bertermu dengan wanita yang dicarinya.
“Saya punya pengalaman dengan ibu ini. Makanya tadi pas kami masuk saya disalam, dan teringat saya akan wajah ibu ini. Syukurlah kondisinya sehat dan sekarang sudah ikut program KB. Jaga kesehatan terus ibu dan titip salam kepada anak kembarnya,”kata Bakhtiar sembari merogoh kantongnya dan menyerahkan uang Rp1juta.
Sontak para kaum ibu yang lain minta bagian juga. Dengan ramah Bupati Bakhtiar menegaskan, bahwa dirinya memiliki kenangan dengan ibu itu.
“Saya mohon ibu-ibu jangan irih ya, karena saya memiliki kesan dengan ibu ini,”kata Bakhtiar sembari meninggalkan RSUD Pandan.
Untuk mencari tahu apa kesan wanita itu dengan Bakhtiar, batakpost.com pun berusaha mewawancarai wanita tersebut sebelum menjalani operasi program KB.
“Tahun 2012 yang lalu saya melahirkan anak kedua kami yang ternyata kembar, satu laki-laki satu perempuan. Yang perempuan sudah lahir sekitar pukul 06.00WIB di Barambang, Kecamatan Sosor Gadong, sementara yang satu lagi tak lahir-lahir juga sudah kami tunggu selama 1 hari. Karena kondisi saya sudah memprihatinkan, sayapun dilarikan naik Ambulance ke RSUD Sibolga, namun ditolak karena alasan tidak ada dokter. Karena hari itu pas hari Jumat. Sayapun dirujuk ke RSUD Pandan. Setibanya di RSUD Pandan ditanya apa kendala, keluarga sayapun menceritakan kondisi saya. Pihak RSUD Pandanpun menolak dengan alasan tidak ada dokter dan akan dirujuk ke Rumah Sakit Sidimpuan,”kenang wanita bernama Tiar Endang br Simamora.