Jakarta, 22/6 (Batakpost.com)-Tahun ini sebanyak 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten akan melaksanakan Pilkada serentak. Sekaitan dengan itu, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia menyampaikan Surat Pastoral atau pesan moral kepada gereja-gereja yang ada di seluruh Indonesia ini.
Pesan Moral dari PGI ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom, M.Th ketika dikonfirmasi batakpost.com Jumat pagi, (22/6).
Disampakan Gomar, bahwa Pilkda begitu penting sekalipun ada skeptisis bagi kalangan tertentu. Akan tetapi demokrasi masih merupakan kendaraan terbaik bagi bangsa Indonesia menuju labuhan atau tujuan yang diamatkan oleh UUD-1945.
“Betul di sana sini masih ditemukan carut marut dalam pelaksaan Pilkada, tapi bagaimanapun kita belum melihat alternatif lain untuk Bangsa Indonesia. Untuk itulah kami menyampaikan kepada Gereja-geraja agar mengikuti proses-proses demokrasi ini,”kata Gomar.
Sebagai mana kita ketahui lanjutnya, melalui Pilkadalah masyarakat menilai ulang kontrak politiknya kepada pimpinan daerah maupun partai-partai politik yang ada. Kalau memang dalam lima tahun yang lalu kurang berkenan, saatnya digantikan kontrak itu ke kendaraan lain atau partai politik lain. Dan saat yang sama juga kita memberikan kontrak baru kepada kelompok tertentu untuk lima tahu kedepan.
“Oleh karenanya dia (Pilkada) menjadi begitu strategis dalam kerangka kehidupan kita berbangsa dan bernegara,”ujarnya.
Gomar melihat dalam Pilkada serentak tahun lalu maupun proses tahapan yang berlangsung sekarang ini ada dua hal yang menonjol dan wajib diperhatikan. Pertama dalah penggunaan berita bohong atau hoax yang luar biasa. Berita-berita rekaan yang seolah-olah itulah faktanya.
“Dan inilah yang harus kita sarankan kepada masyarakat bahwa fakta media tidak selalu sama dengan fakta sosial. Disini dibutuhkan kearifan semua pemimpin umat untuk mendidik umatnya mana fakta media dan mana fakta sosial,”jelasnya.
Sedangkan yang kedua masih menurut Gomar, adalah isu sara yang cukup menyeruap belakangan ini, dan itu sudah terlihat pada Pilkada tahun lalu. Bagi PGI mengangkat isu sara dalam Pilkada akan meninggalkan luka yang cukup dalam karena akan terjadi pengkotak-kotakan sebagai bangsa.
“Isu sara meninggallkan luka yang sulit disembuhkan. Dan pada gilirannya juga mengancam itegrasi kita sebagai bangsa. Dalam rangka ini kita meminta semua masyarakat tidak terjebak isu sara,”tegas Gomar.
Disebutkannya, pesan moral PGI ini memang ditujukan kepada Gereja-gereja, tetapi didalamnya secara tersirat dan sampai pesan kepada penyelenggara Pemilu, secara tersirat juga sampai pesan kepada kontenstan dan pendukungnya dalam Pilkada untuk menghentikan penyalahan istrumentasi agama, suku, ras, dan menghentikan segala bentuk hoax.
“Hanya dengan demikian kita menjadi bangsa yang dewasa ditengah perbedaan yang ada, ditengah perbedan pilihan-pilihan politik kita. Tetapi kita bisa saling menghargai dan tetap terikat sebagai satu saudara sebanggsa setanah air,”tutupnya. (HAT)
Berikut video Pesan Moral dari PGI