Tapteng, 20/11 (Batakpost.com)- Pj Bupati Tapanuli Tengah Sugeng Riyanta meminta kepada seluruh Organisi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Tapanuli Tengah (Tapteng) dan juga Puskesmas serta para camat dan aparat desa, agar kolaboratif mengejar target penurunan angka stunting di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Ada pun target penurunan stunting di Tapteng sampai tahun 2024 oleh Pemerintah Pusat, di angka 14 persen dari 30,5 persen angka stunting saat ini.
“Saya tadi sudah mendapatkan penjelasan dari Kepala Bappeda dan Dinas Kesehatan Tapteng serta instansi terkait mengenai kondisi stunting saat ini di Tapteng. Dan angkanya masih tinggi melebihi angka nasional 21, 6 persen,” ungkap Pj Bupati usai membuka acara Desiminasi dan Publikasi Stunting Aksi 7 Pengukuran dan Publikasi Stunting di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2023, yang dilangsungkan di salah satu hotel di Pandan, Senin (20/11/2023).
Disampaikan Sugeng, penurunan angka stunting di Indonesia adalah prioritas dari Presiden Joko Widodo. Dan kenapa itu menjadi priopritas Presiden? Karena itu merukan amanat dari Undang-Undang Dasar 1945 yaitu; mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Bagaimana bisa cerdas kalau masyarakatnya stunting? Untuk itulah kita harus sama-sama begerak memerangi stunting ini. Dan tadi juga sudah saya minta kepada Dinas Kesehatan dan instansi terkait, agar kegiatan ini jangan hanya seremoni saja, melainkan benar-benar turun ke lapangan dan harus membuahkan hasil,” ungkapnya.
Lebih lanjut mantan Asisten Tindak Pidana Umum Kejaksaan Negeri Sumatera Utara (Kejatisu) itu menyampaikan, bahwa anggara untuk stunting di APBD Tapteng tahun 2023 sekitar Rp 33 miliar lebih. Tentu dengan anggaran sebesar itu sudah harus mampu menurunkan angka stunting di Tapteng.

“Nanti akan kita cek di mana kendalanya sehingga angka stunting di Tapteng belum bisa turun, padahal anggarannya gede (besar). Saya akan turun dan cek ke lapangan di mana kendalanya,” pungkasnya seraya menyebutkan langka-langka dan strategi penuruan stunting di Tapteng sedang dirumuskan.
Pj Bupati juga mengimbau masyarakat khususnya peran dari keluarga untuk memiliki kesadaran memerangi stunting. Karena salah satu faktor penyebab stunting adalah rokok.
“Jadi, ibu-ibu yang lagi mengandung atau memiliki anak kecil agar jangan merokok, demikian juga para suami harus memiliki kesadaran akan dampak dari rokok tersebut terhadap pertumbuhuhan anak,” imbuhnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Tapanuli Tengah Nursyam dalam laporannya menyampaikan, diselenggarakannya Desiminasi dan Publikasi Stunting Aksi 7 Pengukuran dan Publikasi Stunting di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2023, untuk memperoleh prevalensi stunting terkini di Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya pada sekala pelayanan di Puskesmas, Kecamatan dan Desa.
Selain itu juga, diharapkan masyarakat maupun OPD terkait mengetahui penyebaran informasi mengenai prevalensi stunting dan penyebab yang mendasarinya. Sehingga dapat meningkatan pelaksanaan integrasi kegiatan pencegahan dan penurunan sunting di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Turut hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Daerah Tapteng Herman Suwito, Kepala Bappeda Tapteng Anton Sujarwo sebagai narasumber, para Pimpinan OPD, Camat se-Tapteng, Para Kepala Puskesmas dan undangan lainnya. (Jasgul)
Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS