Sedangkan untuk sisi lapangan usaha, di Dataran Tinggi 33 persen ditopang sektor pertanian, perikanan dan kehutanan. Hanya 20 persen dari perdagangan besar dan eceran, maupun dari reparasi mobil atau sepeda motor.
Di Kepulauan Nias sisi lapangan usaha 55 persen dari pertanian, perikanan dan kehutanan, hanya 10 persen dari perdagangan besar dan eceran, maupun dari reparasi mobil atau sepeda motor.
Di Pantai Barat 35 persen ditopang sektor pertanian, perikanan dan kehutanan dan hanya 19 persen dari perdagangan besar dan eceran, maupun dari reparasi mobil atau sepeda motor.
“Dari tiga wilayah ini dapat kita lihat, usaha lapangannya didominasi dari pertanian, perikanan dan kehutanan. Sedangkan dari sektor produksi atau industri masih kecil. Inilah penyebab pertumbuhan ekonomi kita itu terkesan melambat. Kita berharap sisi lapangan usaha ini baik dari industri atau produksi bisa meningkat agar ada penyeimbangan,” ujarnya.
Sementara itu untuk pertumbuhan PDRB atau Produk Domestik Regional Bruto di wilayah kerja BI Sibolga dari tahun 2022-2023 mengalami peningkatan.
Selanjutnya Baca: Untuk Nias…