Tapteng, 8/8 (Batakpost.com)- Ormas Pemuda Pesisir Sibolga-Tapanuli Tengah (Tapteng) menyatakan sikap mendukung sepenuhnya kebijakan Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani dalam menertibkan tempat-tempat tindak maksiat atau praktek prostitusi di daerah itu. Seperti halnya keberadaan pondok “kitik-kitik”. Sebab praktek tersebut dapat merusak moral para generasi muda.
Hal ini disampaikan Ketua Pemuda Pesisir Sibolga-Tapteng Rizky Ibrahim Simanjuntak didampingi Ketua Labasinar Abdul Rahman Sibuea dan pengurus lainnya, di Pandan, belum lama ini.
Kata Rizky, penertiban pondok “kitik-kitik” tersebut adalah langkah yang tepat. Selain mencegah rusaknya moral masyarakat, khususnya remaja, ketegasan itu juga merupakan bentuk keseriusan bupati untuk menjadikan Tapteng bersih dan beradab.
“Karena yang kita tahu selama ini, “pondok kitik-kitik” ini kerap disalahgunakan para remaja sebagai tempat untuk berbuat maksiat. Sebab, dengan biaya terbilang murah, mereka sudah bisa melepaskan hasrat bejadnya di situ. Tentu kita tidak ingin daerah kita ini dikotori dengan perbuatan yang tidak terpuji seperti itu,” kata Rizky.
Rizky menyebutkan, Allah SWT akan sangat murka apabila di daerah itu maksiat berjalan bebas dan merajalela. Apalagi, sebagian dari mereka yang mengetahui tetapi justru mendiamkannya.
“Ini dosa besar, dan jelas bupati tak ingin berdosa akibat ini. Kita juga demikian, makanya kami setuju dan mendukung penuh penertiban “pondok kitik-kitik” dan tempat lain yang diduga dijadikan sebagai tempat maksiat. Jangan nanti orang yang berbuat tetapi justru seluruh kita yang terkena imbasnya,” tegasnya.
“Untuk Tapteng bersih dari tempat praktik prostitusi, pemuda pesisir siap turun dan membantu Bupati Bakhtiar Sibarani jika diminta,” tambahnya.
Dukungan yang sama juga disampaikan Ketua Lembaga Adat Nagari Pesisir (Labasinar) Abdul Rahman Sibuea yang menyampaikan apresiasi atas ketegasan Bakhtiar Ahmad Sibarani memberantas “pondok kitik-kitik” serta sejumlah objek yang dijadikan tempat maksiat.
Menurut Rahman, kebijakan itu harus serta didukung semua elemen masyarakat. Sehingga kedepan, penyakit maksiat yang meresahkan itu tidak turun temurun.
“Jika selama ini penertiban itu dilakukan dalam rangka memperingati hari-hari besar keagamaan, maka kita minta kepada bupati supaya ini menjadi perhatian serius. Sebab, jika tidak demikian kami yakin “pondok kitik-kitik” ini pasti kembali beroperasi,” ujarnya. (REL)