Sibolga, 5/9 (Batakpost.com)- Sopir angkutan umum Sitra dengan rute Sibolga-Sidikalang hanya bisa pasrah dengan naiknya harga BBM. Dia tidak tahu harus berbuat apalagi selain pasrah.
“Saya tadi pagi berangkat dari Sidikalang ke Sibolga hanya bawa 5 orang penumpang, itu pun sudah termasuk penumpang di jalan. Pokoknya penumpang sepi kali lah setelah kenaikan harga BBM ini,” keluh J Silaban (41) salah seorang sopir Sitra yang ditemui batakpost.com di Terminal Sibolga, Senin (5/9/2022) sore.
Diakuinya, akibat sepinya penumpang, dia terpaksa nombok untuk membeli solar, karena solar wajib diisi. Jika biasanya dia mengisi solar sekali jalan Rp 130 ribu, tadi dia harus mengisi Rp 170 ribu.
“Bapak bayangkan sajalah, penumpang yang dibawa hanya 5 orang, tetapi harus mengisi solar Rp 170 ribu,” ungkapnya dengan raud wajah sedih.
Ditanya berapa ongkos dari Sibolga ke Sidikalang, menurut Silaban masih harga lama Rp 70 ribu.
“Kami tidak berani menaikkan ongkos, karena belum ada keputusan dari Organda. Kemarin memang direksi sudah menyampaikan ke Organda yang ada di Sidikalang, tetapi belum ada keputusan tentang kenaikan harga sampai sekarang,” jawabnya.
Diakuinya, selama bekerja sebagai sopir Sitra selama 10 tahun, baru kali ini harga solar naiknya cukup tinggi, dan itu sangat berdampak sekali terhadap pendapatan mereka.
“Kalau saya pak hanya bisa pasrah lah, habis mau bilang apalagi, karena sudah keputusan pemerintah. Dan untuk menaikkan ongkos sepihak juga tidak bisa, karena penumpang tahu bahwa belum ada kenaikan ongkos,” tambahnya.
Karena sepinya penumpang, dia pun terpaksa menginap di Sibolga menunggu besok ada penumpang. Dan itu berdampak kepengeluaran tambahan.
“Intinya serba sulitlah. Mau berangkat tidak ada penumpang, bertahan di sini tambah pengeluaran. Semogolah pemerintah bisa melihat apa yang kami rasakan ini,” harapnya.
Jika sebelum BBM naik, Silaban masih bisa menyetor uang ke istrinya Rp 100 ribu, namun sejak kenaikan BBM ini, dipastikan setoran tidak akan tercapai lagi, karena untuk beli solar saja sudah menombok.
Amantan di Terminal Sibolga, arus penumpang cukup sepi hal itu diakibatkan jumlah armada yang dikurangi beroperasi.
“Hampir rata-rata Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) mengurangi armadanya beroperasi. Seperti AKAP Perkasa, Ria Muda, Bersama, mereka hanya mengoperasikan satu armada dari biasanya dua armada,” terang M Situmeang dan A Pohan Petugas Terminal Tipe A Sibolga. (Jas)