BudayaDaerahGaya HidupLintas SumutTapanuli Tengah

Parna Tapteng Gelar Diklat Raja Parhata

624
×

Parna Tapteng Gelar Diklat Raja Parhata

Sebarkan artikel ini
Ketua Umum Parna dan Sekum serta Penasehat dan Ketua Bidang Adat foto bersama dengan peserta Diklat Raja Parhata Punguan Parna Tapteng, Sabtu (8/6) di Pandan. (Batakpost.com/HAT)
Advertisement
Example 300x600
Advertisement

Tapteng, 8/6 (Batakpost.com)- Punguan atau organisasi marga Parna (Pomparan ni Raja Nai Ambaton) yang berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara menggelar pendidikan kilat (Diklat) kepada anggota punguan Parna.

Adapun diklat yang digelar ini khusus pelatihan menjadi Raja Parhata (yang memimpin acara adat Batak) atau yang lebih sering disebut sebagai Parsinabul.

Timbulnya niat untuk menggelar Diklat ini sebagai wujud kaderisasi kepada keturunan marga Parna yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah, agar kelak bisa menggantikan Raja Parhata yang lainnya, atau regenerasi.

“Salah satu program dari Parna Tapteng adalah pendidikan kilat ini. Dan kami bersyukur, banyak dari keturunan Parna yang ikut dalam Diklat ini yang dilakukan sekali seminggu. Dan dari hasil Diklat ini sudah ada beberapa pesertanya yang tampil di acara adat marga Parna yang ada di Tapteng, dan Pandan secara khususnya,” terang Ketua Umum Parna Tapteng, Johannes Sihar Sitanggang, didampingi Sekretaris Umum Krisman Tumanggor, Sabtu (8/6) di Pandan.

Dikatakannya, bahwa dalam Diklat yang diselenggarakan, peseta mendapat buku panduan yang bisa dipelajari di rumah, sehingga mempermudah peserta untuk mengikuti tata cara (partording) adat Batak.

Ketua Umum Parna Tapteng Johannes Sitanggang (satu dari kanan) bersama dengan Sekum Krisman Tumanggor (satu dari kiri) saat menyerahkan cendera mata kepada Ketua Bidang Adat Parna Moradu Simarmata. (batakpost.com/HAT)

Sementara itu menurut Ketua Seksi Bidang Adat Parna Tapteng, Moradu Simarmata didampingi Ketua Bidang Organisasi Ardi Palipi Simbolon menambahkan, bahwa amanat dari orangtunya yang memesankan agar talenta yang dimilikinya wajib disalurkan kepada generasi berikutnya.

“Tidak ada istilah pelit untuk berbagi dalam organisasi Parna ini, kami semuanya saling menopang dan saling mendukung. Untuk itulah ketika dilahirkan program Diklat Raja Parhata ini, saya dengan hati yang senang langsung siap memberikan pelatihan kepada peserta Diklat. Dan Puji Tuhan, para peserta sudah bisa tampil di beberapa acara adat. Untuk itulah kami megundang seluruh anggota Parna yang ada di Tapteng ini baik itu di masing-masing sektor-sektor, agar meluangkan waktu guna mengikuti Diklat ini,” ajak Moradu Simarmata.

Atas keberhasilan peserta mengikuti Diklat Raja Parhata, pengurus Parna Tapteng memberikan penghargaan berupa cendera mata kain sarung yang bersablon logo punguran Parna Tapteng. Pemberian cendera mata ini sebagai bukti dan semangat kepada anggota lainnya untuk mengikuti acara Diklat, sekaligus menyatakan bahwa anggota yang mendapat sarung tersebut sudah layak untuk tampil diacara adat khususnya di adat marga Parna.

“Selamat kepada peserta yang sudah dinyatakan lulus mengikuti Diklat Raja Parhata yang dilangsungkan selama empat bulan. Untuk tahap berikunya masih dibuka kesempatan agar masing-masing marga Parna bisa ikut ambil bagian,” imbuh Johannes Sitanggang dan Moradu Simarmata.

Diklat dan pemberian cendera mata ini disambut baik para penasehat Punguan Parna Tapteng.

“Kami dari jajaran penasehat merasa bangga dan berterima kasih kepada Pengurus Parna dan Ketua Bidang Adat yang sudah berupaya melaksanakan kegiatan ini. Kami sangat mendukung dan memberikan apresiasi kepada pengurus dan pelatih,” sebut Lusmer Siadari mewakili penasehat.

Selain melakukan Diklat, Parna Tapteng juga aktif dikegiatan sosial lainnya baik kepada anggota Parna yang beragama Kristen dan juga yang beragama Islam, sebagaimana motto Parna, ‘Sisada Anak Sisada Boru’. (RED)


Tinggalkan Balasan