Otomotif

Nissan dan Honda Berencana Memangkas Produksi Mobil di China

×

Nissan dan Honda Berencana Memangkas Produksi Mobil di China

Sebarkan artikel ini
Nissan dan Honda Berencana Memangkas Produksi Mobil di China
Advertisement
Example 300x600
Advertisement

Jakarta, 15/3 (Batakpost.com) – Nissan Motor dan Honda Motor, dua produsen mobil Jepang terkemuka, dilaporkan tengah mempertimbangkan pemangkasan produksi mereka di China. Keputusan ini didasari oleh ketatnya persaingan dari pabrikan mobil listrik lokal seperti BYD, menurut laporan dari Nikkei.

Menurut laporan tersebut, Nissan berencana untuk menurunkan produksinya di pasar otomotif terbesar dunia hingga 30 persen, atau sekitar 500.000 unit mobil. Sementara itu, Honda merencanakan pemangkasan produksi sebanyak 1,2 juta unit mobil di China.

Namun, baik Nissan maupun Honda belum memberikan komentar resmi terkait laporan ini. Juru bicara Nissan menyatakan bahwa laporan tersebut tidak benar tanpa memberikan keterangan lebih lanjut. Sedangkan juru bicara Honda menyebut bahwa mereka belum membuat keputusan terkait pemangkasan produksi hingga 1,2 juta unit, sambil menolak memberikan komentar lebih lanjut.

Laporan dari Nikkei juga menyebutkan bahwa Nissan sedang melakukan restrukturisasi basis produksinya dengan mitra-mitra di China. Mereka berencana untuk memanfaatkan kelebihan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan ekspor mobil ke negara-negara Asia.

Kedua perusahaan otomotif tersebut mengalami penurunan penjualan di China pada tahun lalu. Nissan, sebagai produsen mobil terbesar ketiga di Jepang, mengalami penurunan volume penjualan sebesar 16,1 persen menjadi kurang dari 800.000 mobil. Sementara Honda, produsen mobil Jepang terbesar kedua setelah Toyota, mengalami penurunan penjualan sebesar 10 persen menjadi 1,2 juta unit.

Nissan mengoperasikan delapan pabrik di China melalui perusahaan patungan dengan Dongfeng Motor, sementara Honda memiliki empat pabrik melalui perusahaan patungan dengan GAC Group. Namun, pertumbuhan pesat merek-merek mobil China telah membuat para produsen asing kehilangan pangsa pasarnya di negeri itu.

Hingga saat ini, GAC dan Dongfeng tidak memberikan komentar atau konfirmasi terkait laporan tersebut.(int)

Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS