“Kita berada di bawah naungan koperasi, semua izin dan perlengkapan lainnya diurus oleh koperasi. Hingga saat ini ada 130 unit mobil Land Rover yang bergabung di koperasi kami. Beda lagi dengan koperasi yang lain,” ujarnya menjawab pertanyaanku.
Usia mobil-mobil klasik ini pun ternyata sudah lebih tua dari umurku. Bayangkan saja ada yang sudah berumur 64 tahun, dan paling muda 43 tahun.
Lantas bagaimana dengan sparepart mobil langka ini? Menurut Kang Aris, masih ada dapat mereka yang ori, meskipun sudah sulit. Mereka lebih banyak menggunakan sparepart kanibal atau mengganti mesin mobil mereka.
“Mobil saya ini sudah saya ganti mesinnya dengan mobil Toyota Rino Engkel biar lebih garang. Dan sehabis off road langsung kita service. Servicenya juga gak ke bengkel, nyervicenya gabung aja sama teman-teman driver lainnya, karena kami rata-rata tahu mesin,” kata Aris menjelaskan.
Sejak Aris bergabung dengan koperasi off road Lembang tahun 2010, dia mengaku mata pencahariannya selalu mengalir bagaikan air. Lewat mobil tuanya dia bersama rekan-rekannya mampu mendulang rupiah dari wisatawan yang datang ke off road Lembang.
“Alhamdulillah, rezeki selalu mengalir, hingga bisa nguliahin dua anak dan buka usaha katering untuk istri,” ucap Aris.
Adapun tarif untuk sekali lintas di off road Lembang seharga Rp 1,7 juta/mobil untuk maksimal 7 orang penumpang. Harga tersebut berbeda jika kegiatan off road-nya dihandle oleh tim event organizer.
“Kalau pegunjungnya langsung datang ke tempat kita, tarif satu mobilnya Rp 1,7 juta untuk maksimal 7 orang penumpang. Kalau lewat event organizer berbeda lagi, karena itu harus lewat kesepakatan bersama,” sebut Aris.
Diungkapkan Kang Aris, selain mencari rezeki lewat kegiatan off road, komunitas mereka ini juga aktif dalam kegiatan sosial. Seperti membawa bantuan makanan dan obat-obatan untuk daerah yang terkena bencana khususnya yang sulit dilalui kendaraan umum.
Jalur off road Sukawana-Cikole sendiri ditempuh selama dua jam. Kondisi jalan yang berlumpur, terjal dan menyeramkan, membuat kami jantungan, sembari bertanya dalam hati apakah mobil ini selamat sampai ke tujuan, karena sepanjang jalan tidak ada perkampungan.
Berkat keahlihan para akang sopir, akhirnya kami tiba dengan selamat di Galeri Soeyono (Restaurant & Cafe) milik ajudan Presiden Soeharto di bilangan Lembang untuk menikmati gala dinner.