Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, Dimas menjatuhkan pilihannya ke Universitas of Sydney, karena sesuai dengan kriteria yang diinginkannya dan juga masih bisa terjangkau kedua orang tuanya jika rindu.
Diakuinya, sejak kecil dia sudah tertarik dengan mobil. Karena kalau dilihat di motor-motor sport, mereka menguasai semuanya. Dan dia ingin suatu saat untuk nama Indonesia sesuatu karyanya di masa depan masuk dalam top tier mobil sport.
Bukan itu saja, Dimas juga ingin meningkatkan teknologi di Indonesia secara general, seperti ponsel, drone, koneksi internet dan lain sebagainya. “Karena semakin maju kita, teknologi semakin dipergunakan,” sebutnya.

Dia mencontohkan AI (Artificial Intelligence). Baru tahun kemarin AI tidak dilihat, sekarang di mana-mana ada. “Jadi kalau Indonesia tidak bisa mengejar, kita hanya akan terlena saja. Itu juga impian saya untuk meningkatkan teknologi Indonesia”. Katanya.
Keberhasilan Dimas kuliah ke luar negeri berkat prestasinya juga meraih Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Afirmasi Taman Sains Angkatan IV Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).
Untuk itulah setelah dia kuliah sekitar 4 tahun di Australia, dia langsung pulang ke Indonesia dan bekerja di Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2).