Lintas Sumut

Plt Bupati Langkat Buka Forum Stunting untuk Percepat Penurunan Stunting

×

Plt Bupati Langkat Buka Forum Stunting untuk Percepat Penurunan Stunting

Sebarkan artikel ini
Plt Bupati Langkat Buka Forum Stunting untuk Percepat Penurunan Stunting
Advertisement
Example 300x600
Advertisement

Langkat, 3/8 (Batakpost.com) – Penjabat Bupati Langkat, H. Syah Afandin, SH, membuka Forum Stunting Pemerintah Kabupaten Langkat tahun 2023. Acara ini dilaksanakan di Jentera Malay, Rumah Dinas Resmi Bupati Langkat, pada hari Rabu.

Acara dimulai dengan paparan komprehensif oleh Sekretaris Kabupaten Langkat, H. Amril, S.Sos, M.AP, yang menyoroti tema sentral Forum Stunting: “Konvergensi Percepatan Terintegrasi untuk Penurunan Stunting Menuju Sumber Daya Manusia Berkualitas yang Maju Sejahtera dan Religius di Langkat.”

Fokus pada penurunan stunting selaras dengan misi kedua masa jabatan Bupati Langkat 2019-2024. Analisis data prevalensi tahun 2022 menunjukkan tren positif dalam upaya Langkat, seperti tercermin dalam berbagai penelitian kesehatan dan survei.

Sekda H. Amril menjelaskan, “Dibandingkan data tahun 2021 dari tiga survei berbeda, penurunan signifikan terlihat jelas. Pada tahun 2021, Langkat memiliki tingkat prevalensi stunting sebesar 31,5%, yang kini telah turun menjadi 18,60% pada tahun 2022.”

Analisis lebih lanjut mengungkapkan area-area spesifik yang memerlukan upaya konsentrasi. Beberapa desa, seperti Alur Melati di kecamatan Sawit Seberang, Kuala Serapuh di kecamatan Tanjung Pura, dan Sirapit di kecamatan Sirapit, menunjukkan tingkat stunting yang lebih tinggi.

Meskipun sudah dialokasikan lebih dari Rp71 miliar di 11 departemen pemerintah yang berbeda, diperlukan strategi implementasi yang lebih baik. “Meskipun alokasi anggaran sudah besar, fokus harus pada intervensi yang efektif, bukan pemantauan berlebihan dan aktivitas administratif,” tambah Sekda.

Bupati H. Syah Afandin, SH, mengakui signifikansi nasional dalam penanganan stunting. Beliau menekankan bahwa stunting tidak hanya mempengaruhi kesehatan tetapi juga memiliki implikasi jangka panjang terhadap sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan Langkat dalam menurunkan prevalensi stunting dari 27,64% (target) menjadi 18,60% pada tahun 2022 diakui, tetapi komitmen terhadap target presiden sebesar 14% pada tahun 2024 ditegaskan kembali.

H. Syah Afandin, SH, mengarahkan konvergensi semua upaya untuk melawan stunting. Departemen utama, seperti Dinas Kesehatan, Dinas PPKB dan PPA, dan Bappeda, ditugaskan untuk memastikan program-program terkoordinasi di semua tingkat administratif.

Beberapa poin aksi diungkapkan selama acara:

Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting: Camat, kepala desa, dan lurah diharapkan membentuk tim yang fokus pada penurunan stunting di tingkat kecamatan maupun desa.

Alokasi Dana Desa: Desa didorong untuk mengalokasikan dana dari Dana Desa dan Dana Kelurahan untuk inisiatif terkait stunting.

Dukungan yang Difokuskan: Semua program dan kegiatan oleh instansi pemerintah diarahkan pada desa dan kelurahan yang diprioritaskan.

Keterlibatan Masyarakat: Gerakan “Bapak Asuh Anak Stunting” (BASS) diperkenalkan, melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung anak-anak dengan stunting melalui pemberian nutrisi tambahan dan perawatan berkelanjutan.

Acara ini juga menampilkan kegiatan simbolis, termasuk pemberian nutrisi tambahan kepada anak-anak yang mengalami stunting dan distribusi paket bantuan oleh Gerakan PKK Kabupaten Langkat kepada anak-anak yang mengalami stunting dan keluarga mereka.

Acara ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama dan dokumentasi resmi. Beberapa tokoh yang hadir antara lain kepala departemen pemerintah terkait, pemimpin masyarakat, tokoh agama, dan perwakilan dari entitas swasta dan lembaga pendidikan.

Forum Stunting menekankan tekad bersama Langkat untuk melawan stunting, menciptakan generasi yang lebih sehat, dan membangun Langkat yang sejahtera dan religius.