Sibolga, 14/3 (Batakpost.com)- Terkait polemik yang terjadi antara nelayan tradisional dengan nelayan modern, Ketua DPRD Kota Sibolga bersama Wakil Ketua dan Ketua DPRD Kabupaten Tapanuli Tengah dan Wakil Ketua, telah duduk bersama membahas dan mencari solusi terkait permasalahan tersebut.
Hasilnya, dalam waktu dekat Ketua DPRD Sibolga dan Tapanuli Tengah akan memanggil stakeholder atau pihak yang terkait untuk menyelesaikan polemik tersebut.
Hal itu disampaikan Ketua DPRD Kota Sibolga Ahmad Syukri Penarik kepada wartawan di Sibolga, Jumat (14/4/2023).
“Kami bersawa Wakil Ketua DPRD Kota Sibolga dan Ketua DPRD Tapteng dan Wakil Ketua, sudah duduk bersama membahas persoalan ini. Kesimpulannya kami akan panggil kedua belah pihak, HNSI, Danlanal Sibolga, Kepolisian, PPN Sibolga, dan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,” ujarnya.
Karena memang sebagaimana kita ketahui kata Syukri, banyaknya pukat PI udang yang sudah memasuki wilayah nelayan-nelayan kecil. Oleh karena itu perlu diambil penyelesaian dengan mengundang stakeholder terkait termasuk pelaku usaha dan juga nelayan tradisional dan nelayan modern.
Terpisah Ketua DPRD Tapanuli Tengah Khairul Kiyedi Pasaribu membenarkan pertemuan mereka bersama Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kota Sibolga. Pertemuan itu untuk menindaklanjuti keluhan dari nelayan.
“Kami sudah membahas soal itu, dan dalam waktu dekat akan kita panggil stakeholder yang terkait, kemudian kita dudukkan permasalahannya termasuk dengan permasalahan alat tangkap. Karena kami juga sudah mendengar keluhan dari nelayan bagan pancang, panjaring salam, terkait maraknya pukat PI udang yang masuk ke wilayah tangkap mereka di wilayah Tapanuli Tengah,” ujarnya.
Khairul berharap dengan adanya pertemuan nanti, maka dapat solusi yang terbaik sehingga konflik antara nelayan tradisional dan modern tidak bekepanjangan. (Jasgul)