Sibolga, 17/1 (Batakpost.com)-Walikota Sibolga Syarfi Hutauruk memimpin rapat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Sibolga di Ruang Rapat Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga, Kamis (17/1). Pada rapat tersebut terungkap bahwa inflasi di Kota Sibolga hanya 2,86. Angka tersebut merupakan yang terendah secara nasional.
Namun yang paling membanggakan menurut Walikota, inflasi pada Desember 2018, yang hanya menyentuh angka 0,1 persen. Padahal menurutnya, Desember merupakan momen penyumbang inflasi tersebut sepanjang tahun. Karena seringnya terjadi kenaikan harga menjelang perayaan hari Natal dan Tahun Baru.
“Kami baru saja melaksanakan rapat TPID. Semua instansi terkait hadir. Syukur pemerintah Kota Sibolga dan sekitarnya sekarang ini dari selama tahun 2018, inflasi kita berkisar 2,86. Berarti, ini rendah dibandingkan dengan Nasional. Dan juga bulan Desember yang menggembirakan, 0,1 persen, terendah kita.Padahal bulan Desember ini adalah even keagamaan, natal dan tahun baru. Dan harga-harga terkendali, bahkan biasanya penyumbang inflasi terbesar di cabe merah, ini sangat murah. Malah, mengalah ke deflasi,” ujar Walikota dalam keterangan persnya usai rapat bersama TPID.
Menurutnya, penyumbang inflasi pada Desember kemarin adalah ikan dan bawang merah. Diakuinya, untuk ikan, Sibolga sangat sulit untuk melakukan pengendalian harga. Dikarenakan, banyaknya kapal-kapal yang tidak lagi melaut lantaran terbentuk dengan Permen KP 02/2015.
“Penyumbang inflasi desember itu adalah bawang merah, ikan teter dan gembung. Memang, sejak diberlakukannya permen kp 02 itu, kondisi perikanan Sibolga agak lesu. Dan banyak malah, kapal-kapal tidak melaut, kemudian alat tangkap juga belum ada. Mengakibatkan produksi perikanan kita sangat rendah. Angka pengangguran tinggi dan bertambahnya angka kemiskinan,” pungkasnya. (RED)