Health

RS Santa Elisabeth Medan Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya

×

RS Santa Elisabeth Medan Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya

Sebarkan artikel ini
Advertisement
Example 300x600
Advertisement

Medan, 3/1 (Batakpost.com)- Bangunan Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan yang beralamat di Jalan Misbah No 7, Kecamatan Medan Maimun, Sumatera Utara, resmi ditetapkan sebagai Cagar Budaya.

Dengan demikian bangunan Rumah Sakit yang dibangun pada 11 Februari 1929 itu telah dilindungi Undang-Undang RI Nomor: 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

IKLAN
IKLAN

Selain itu juga, Wali Kota Medan telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) tentang Bangunan, Situs, Kawasan dan Struktural Sebagai Cagar Budaya Kota Medan, Nomor: 433/28.K/X/2021.

Pengumuman bahwa Rumah Sakit Santa Elisabeth sebagai Cagar Budaya dipampangkan di depan pintu masuk rumah sakit melalui plang Dinas Pariwisata Kota Medan yang berisikan bangunan ini dilindungi Undang-Undang RI Nomor: 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Sebagaimana dikutip dari Amigos Por Siempre.blogapot.com, perjalanan Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan bagaikan seseorang yang sedang mendaki gunung.

Dalam sejarah Rumah Sakit Santa Elisabeth tidak dapat dipisahkan dengan Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE). Sebab Rumah Sakit Santa Elisabeth menemukan cikal bakalnya dalam Kongregasi FSE.

Keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan satu sama lain.

Rumah Sakit Santa Elisabeth dan Kongregasi FSE telah mengalami berbagai peristiwa; kesuksesan, kegagalan, dan jatuh-bangun silih berganti. Pengalaman itulah yang menghantar Rumah Sakit Santa Elisabeth dan Kongregasi FSE hingga menjadi seperti adanya sekarang.

Rumah Sakit Santa Elisabeth yang mulai dibangun 11 Februari 1929 dan diresmikan 17 November 1930 telah banyak membantu masyarakat.

Setiap orang yang pernah mendapat pelayanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth, merupakan saksi hidup perkembangan rumah sakit yang berawal dari satu batu bata, hingga menjadi seperti keadaannya yang sekarang.

Patah tumbuh hilang berganti, para pendiri sudah tiada, para pengelola silih berganti. (red)