Dari aksi yang didominasi kalangan pelajar dari berbagai sekolah tersebut, dihasilkan sebanyak 24 botol ecobrick. Sampah dan botol plastik sekali pakai yang di ecobrick berasal dari para peserta maupun yang disiapkan oleh Bank Sampah Yamantab.
“Ada hasil ecobrick yang didonasikan untuk BSY dan ada yang dibawa kembali para peserta. Lumayanlah, para peserta khususnya pelajar ternyata antusias menyelesaikan setiap botol yang diisi dengan sampah plastik. Ya, semoga, ecobrick tidak dilakukan pada saat HPSN saja, tapi juga dapat menjadi aktifitas rutin setiap hari,” harap Dian.
Sementara Ketua Yamantab, Damai Mendrofa kepada awak media menjelaskan momentum HPSN 2023 tersebut dimanfaatkan pihaknya untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mencegah sampah tidak jatuh ke lingkungan dan menjadi sumber pencemaran.

Kapolres Tapteng yang diwakili Kasat Binmas Iptu Dela Antomi foto bersama dengan para undangan dan Ketua Yamantap Damai Mendrofa foto bersama di Sekretariat Yamantap di Jalan Feisal Tanjung, Pandan, Tapanuli Tengah. (Doc Yamantap)
Menurut dia, secara global sampah telah menjadi persoalan dunia dan sampai pada titik yang sangat mengkhawatirkan. Perubahan iklim saat ini salah satu efek dari pengelolaan sampah yang buruk.
“Perubahan iklim disebabkan apa? Salah satunya disebabkan oleh pengelolaan sampah yang buruk dan tidak bertanggungjawab,” ungkapnya.
Saat ini, sebagian masyarakat masih melakukan cara-cara klasik dalam mengelola sampah. Yaitu, dengan membuang sampah pada tempatnya yang akan berakhir di tempat-tempat pembuangan sampah seperti TPA atau TPS. Padahal, sampah baik organik dan non organik dapat dikelola sedemikian rupa sehingga menjadi produk yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.
“Salah satunya adalah ecobrick. Ecobrick sendiri adalah sebuah inovasi visioner yang dikembangkan sebagai solusi pengolahan limbah sampah plastik,” kata Damai.
Dikatakan, dengan meng-ecobrick sampah limbah plastik, sampah akan tertunda mencemari lingkungan. Selama itu pula, sampah akan memberi manfaat lain bagi kehidupan baik secara ekonomis maupun kebermanfaatannya dengan menggunakan kembali dalam bentuk produk-produk kerajinan berbahan sampah plastik.
Yamantab sendiri telah concern (perhatian) terhadap persoalan lingkungan hidup sejak tahun 2017. Terobosan baru pun dimunculkan di tahun 2022 dengan melounching Bank Sampah Yamantab (BSY). Kini, BSY telah berhasil merekrut 127 nasabah baik secara perorangan, organisasi komunitas maupun institusi baik perkantoran, sekolah dan lembaga.
“Bank Sampah Yamantab itu berkomitmen menyentuh persoalan sampah ini disektor hulu. Apa itu? Sampah dari tangan kalau boleh jangan jatuh ke tanah, tapi jatuh ke penyimpanan,” paparnya.
Damai menuturkan, pihaknya siap membantu masyarakat dalam memberikan pemahaman yang benar terhadap pengelolaan sampah di Sibolga dan Tapanuli Tengah. Ia mendorong agar masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga kelestarian lingkungan khususnya para pelajar.
“Kita memang menargetkan sekolah-sekolah. Karena di sana ada generasi bangsa yang harus kita edukasi secara terus menerus, sampai dia pada level dewasa nanti dia semakin mengenali apa itu sikap dan karakter bertanggung jawab terhadap sampah,” kata Damai. (ril)