Tulisan ini akan diperpanjang melalui pengamatan pada tiga pertunjukan Opera Batak yang dilakukan di Samosir pada 29 Februari dan 1 Maret 2024. Ketiga pertunjukan itu diinisiasi dalam rangka ulangtahun Kabupaten Samosir dan dukungan atas pelaksanaan F1H2O tahun kedua di Danau Toba.
Pelaksanaan tiga pertunjukan berlangsung karena kerjasama UPT Taman Budaya Sumatera Utara dan Disbudpar Samosir. Tiga grup pertunjukan berada di wilayah Kabupaten Samosir. Ketiganya adalah Sanggar Tunas Kelapa dengan membawa judul pertunjukan Romansa Boru Saroding, grup Opera Serindo dengan judul pertunjukan Simardan, dan Sanggar Angel Alkanea dengan judul pertunjukan Inang Nauli Basa.
Pertunjukan Sanggar Tunas Kelapa seharusnya terlaksana pada malam pertama. Namun karena insiden teknis dari permainan Water Front dan suasana lomba vocal solo sampai menjelang jam pertunjukan, akhirnya tiga pertunjukan disatukan pada malam kedua.
Pertunjukan tetap dilaksanakan di panggung Water Front tanpa kemungkinan lagi dengan dukungan videografi di belakang panggung. Namun sesekali di proyektor panggung lomba vocal solo tetap diputar visual tentang Opera Batak.
Pertunjukan tetap diawali oleh Sanggar Tunas Kelapa dengan durasi sekitar 60 menit. Kemudian oleh grup Opera Serindo berdurasi hampir dua jam. Sedangkan Sanggar Angel Alkanea berdurasi hampir satu jam. Durasi untuk acara pertunjukan itu memakan waktu sampai lebih empat jam karena ditambah kehadiran MC dan pengaturan di panggung sewaktu transisi. Sedangkan riil penonton yang duduk memenuhi gaya ampiteater itu tidak lebih dari seribu orang dan berkurang setelah pertunjukan kedua.
Garapan Sanggar Tunas Kelapa menunjukkan keseriusan terhadap lakon ceritanya yang idenya diakui penulis dan sutradaranya (Don Bosco Marbun) muncul pada tahun 2002 dan baru diwujudkan penggaliannya pada tahun 2008. Sedangkan pertunjukan lakon cerita itu baru dipikirkan setelah berdirinya sanggar pada tahun 2014.
Garapan Opera Batak Sanggar Tunas Kelapa belum sepenuhnya memperhatikan kemungkinan dramaturgi dalam kaitan tiga elemen itu. Bahkan pertimbangan beberapa instrumen pertunjukan yang digunakan. Namun keseriusan mereka dengan kekuatan pesan dari lakon cerita itu Sanggar Seni Tunas Kelapa berpotensi mengembangkan hal-hal lainnya ke depan.
Selanjutnya Baca: Pertunjukan…