Pertumbuhan Mangrove Cukup Bagus
Guna melihat perkembangan pohon mangrove yang sudah ditanam setahun lalu, PTAR mengajak wartawan ke lokasi konservasi hutan mangrove awal Maret 2024 kemarin.
Dari hasil pantauan di lokasi, bahwa pertumbuhan pohon mangrove cukup baik, walaupun ada sebagian yang mati. Menurut Environment Technical Support PT AR, Joko Tri Atmojo yang ikut mendampingi para awak media dalam kunjungan itu menyebutkan, pertumbuhan pohon mangrove di kisaran 60-70 persen, itu sudah cukup bagus.
“60-70 persen pertumbuhan mangrove itu sudah cukup bagus, karena tantangan terberat bagi pohon mangrove itu adalah naik surutnya air. Jika kelamaan pohon mangrove direndam air, maka akan sulit bertumbuh dan akan mati. Hasil amatan kita, pertumbuhan mangrove di tempat ini cukup bagus dengan ketinggian pohon sudah lebih dari 1 meter dan lebar daun sekitar 5 cm,” ujarnya.
Diterangkan Joko, jumlah total pohon mangrove yang ditanam di konservasi itu sebanyak 33 ribu pohon dan itu sudah termasuk untuk menyisip pohon yang mati. Dan tahun ini akan dilanjutkan penanaman untuk lahan 19 hektare lagi di kawasan yang sama. “Ini sebagai bentuk komitmen berkelanjutan dari PTAR terhadap lingkungan sesuai dengan konsep Environmental, Social, and Governance (ESG),” katanya menjelaskan.
Tingkat pertumbuhan pohon mangrove ini juga diakui Ketua Kelompok Tani Hutan Mandiri, Abdul Rahman Sibuea. Menurutnya pengawasan yang dilakukan PTAR dan kelompok taninya mulai dari penanaman hingga sekarang cukup intensif. Hal itu yang membuat tingkat pertumbuhan pohon mangrove mencapai angka 60-70 persen.

Dia megungkapkan, sejak ada seruan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) supaya kementerian, instansi pemerintah, dan perusahaan menyisihkan anggaran untuk perbaikan lahan mangrove, banyak yang merespons seruan itu termasuk di kawasan Pantai Barat Sumatera Utara. Hanya saja dia melihat respons itu hanya sebatas seremoni saja, berbeda dengan langkah yang dilakukan oleh PTAR yang sifatnya berkelanjutan dan terawasi.
“Awalnya saya beranggapan program ini seperti yang dilakukan instansi atau perusahaan yang lain yang sifatnya seremoni saja. Namun ketika kita melihat kontrak kerja serta tahapan-tahapan pencapaian yang ditarget PTAR ke kita, membuat kami jadi tertantang, karena memang seperti itulah yang kami inginkan untuk menjadikan kawasan mangrove ini menjadi kawasan hutan yang mampu menyerap karbon untuk mengatasi pemasanan global yang sudah terjadi saat ini,” ungkapnya.
Keseriusan dari PTAR akan konservasi ini sebut Abdul Rahman, turut dibuktikan dengan kelengkapan fasilitas. Mulai dari perahu untuk armada menuju lokasi sekaligus armada pengawasan, sampan untuk mengangkut pohon mangrove guna penyulaman/penyisipan pohon yang mati, ketersediaan dermaga atau steger, tim pengawas, ditambah dengan ketersediaan anggaran.
“Kami melihat bahwa program ini adalah program berkelanjutan dan sudah tertuang dalam kontrak kerja antara kelompok tani kami dengan PTAR. Dan sudah barang tentu kerja sama ini membawa peluang ekonomi bagi masyarakat khususnya kelompok tani kami,” ungkapnya.
Selanjutnya Baca: Bumi Telah…