Dalam konferensi pers itu Rektor IAKN Tarutung juga menjawab pertanyaan dari para wartawan. Dia menegaskan bahwa keluarga besar IAKN Tarutung tidak keberatan kalau ada pihak-pihak lain yang mau mendirikan universitas. Namun IAKN Tarutung sangat-sangat keberatan kalau IAKN Tarutung dialihkan ke universitas lain atau ke Untara.
“Dengan adanya pencatutan nama ini, kami memang benar-benar tidak dihargai. Tanpa permisi sama sekali langsung mau mengganti nama dan mengalihkan IAKN Tarutung ke Untara. Kami sudah menyurati Bupati Tapanuli Utara dan juga sudah mengirim surat ke Dirjen Bimas Kristen terkait hal ini,” ungkapnya.

Menjawab apa yang dikhawatirkan jika IAKN Tarutung menjadi Untara? Alibener menjelaskan dengan gamblang, bahwa ini bukan masalah khawatir, melainkan ada keanehan kenapa IAKN Tarutung mau diganti ke Untara oleh Bupati Tapanuli Utara, sementara IAKN Tarutung itu adalah milik Kementerian Agama.
Di daerah lain jelas Albiner, Pemerintah Daerahnya (Pemda) justru memberikan dukungan untuk peningkatan status IAKN menjadi UKN.
Dari 3 IAKN di Indonesia, prioritas utama dari Kementerian Agama untuk bertransformasi ke UKN adalah IAKN Tarutung. Dan IAKN Tarutung adalah IAKN yang paling tertua dan yang paling siap menjadi UKN.
“Harusnya ini menjadi kebanggaan bagi kita yang ada di kawasan Indonesia Bagian Barat, karena IAKN Tarutung satu-satunya IAKN di kawasan Indonesia Barat, karena yang dua lagi berada di Indonesia Bagian Timur. Namun yang terjadi justru sebaliknya dengan adanya upaya untuk merubah IAKN menjadi Untara,” tukasnya miris.
Albiner juga kembali mengingatkan, bahwa kehadiran IAKN Tarutung memiliki sejarah panjang dan penuh pengorbanan, dan IAKN Tarutung tidak mau melupakan sejarah itu karena berkaitan dengan keberadaan kekristenan di Tapanuli Utara dan Indonesia. Namun mirisnya, justru dari Lembaga-lembaga gereja mendukung perubahan IAKN Tarutung menjadi universitas Untara, pungkas Albiner. (red)
Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS