Berita UtamaTapanuli Tengah

Irvan Pane Anak Sopir Angkot Sukses Kuliah dan Kerja di Jerman datang Berbagi Ilmu ke SMA Matauli

×

Irvan Pane Anak Sopir Angkot Sukses Kuliah dan Kerja di Jerman datang Berbagi Ilmu ke SMA Matauli

Sebarkan artikel ini
Irvan Azahari Pane alumni dari SMA Negeri 1 Matauli Pandan (tengah) yang sukses kuliah S1-S2 dan bekerja sebagai insinyur di Jerman saat memberikan motivasi kepada adik-adiknya di SMA Negeri 1 Matauli Pandan, Kamis (16/5/2024). (Batakpost.com/Jasgul)
Advertisement
Example 300x600
Advertisement

Pandan, 16/5 (Batakpost.com)– Namanya Irvan Azahari Pane alumni dari SMA Negeri 1 Matauli Pandan, Tapanuli Tengah angkatan ke XVI Tahun 2012. Dia lahir dari keluarga yang sederhana, Bapaknya hanya seorang sopir angkutan kota (angkot) di Padangsidimpuan, dan ibunya boru Sinaga seoarang guru SD.

Diterimanya Irvan menimba ilmu di SMA Matauli Pandan menjadi pintu masuk baginya untuk meraih cita-citanya. Dia mengakui, tanpa Matauli maka dia tidak mungkin sesukses sekarang

IKLAN
IKLAN

Hal itulah yang diungkapkan Irvan ketika membuka dialog dengan 30-an adik-adiknya yang duduk di kelas X-XI SMA Matauli Pandan, Kamis (16/5/2024) pagi. Di mana siswa kelas X-XI ini memang sudah dipersiapkan SMA Matauli untuk mengikuti pendidikan Bahasa Jerman agar nanti mudah kuliah di Jerman.

Irvan sangat senang dan bersyukur bisa memanfaatkan kesempatannya selama berada di Indonesia untuk bersua dengan guru-gurunya dan juga adik-adiknya di SMA Matauli, secara khusus keluarganya di Padangsidimpuan.

Dia menyampaikan kepada adik-adiknya agar jangan pernah merasa minder dan takut untuk mencoba.

“Jangan pernah merasa minder dan takut untuk mencoba. Itulah motivasi yang selalu saya tanamkan sejak sekolah di Matauli sampai saya menyelesaikan S2 di Jerman,” katanya mengawali.

Kalau dilihat dari keadaan ekonomi keluarga saya, lanjut Irvan, tidak mungkin saya bisa kuliah S1 dan S2 di Jerman, tetapi karena motivasi yang kuat tadi ditambah dengan kreativitas, saya mampu menyelesaikan S1 dan S2 di Jerman dengan biaya sendiri.

“Saya itu dulu dek di kelas unggulan C Matauli. Dan itu tidak membuat saya minder, justru menambah semangat saya untuk membuktikan keberhasilan bukan terletak di kelas unggulan A-B-C, melainkan kemauan dan kreativitas kita. Kemauan itulah membuat abang semangat untuk kuliah ke Jerman, karena saya termotivasi dengan kakak-kakak kelas yang sudah duluan kuliah di sana,” ungkapnya.

Selanjutnya Baca: Lebih Lanjut…