Bahkan pada Jumat pagi, dia juga kembali telah menghubungi pihak kepolisian agar aksi massa jangan lewat jalan depan rumah Bakhtiar Sibarani, disebabkan ada kumpul sanak keluarga dan rekan yang akan menghadiri acara ulang tahun anak Bakhtiar. “Menjelang Jumat siang saya kembali berkomunikasi dengan pihak polisi yakni Kasat Intel Polres Tapteng, mohon agar jangan lewat apalagi berorasi. Namun pihak intel sama sekali tidak menjawab, sehingga terjadilah bentrok yang sesungguhnya sangat tidak kita inginkan,”kata Rahmansyah yang juga Ketua DPD Partai NasDem Tapteng.
Apalagi saat mulai terjadinya bentrok tersebut, pihaknya mengetahui dan melihat seorang pria pakai peci masih muda menyampaikan kata-kata serang serta bahasa yang provokatif, yang disebut-sebut merupakan seorang petugas intel polisi sebagaimana pengakuan dari Kasat Intel.
“Mudah-mudahan Kasat Intel jujur menyampaikan seutuhnya laporannya kepada Pak Kapolres dan kita hormati klarifikasi yang telah disampaikan oleh pihak Polres. Karena saya saat itu ikut serta mengantarkan orang yang diduga dari Intel Polisi tersebut,” katanya menjelaskan.
Lebih lanjut Rahmansyah mengakui sesungguhnya bentrok tersebut tidak terjadi jika saja kepolisian bisa mengatur jalur lintas massa. Tapi bentrok akhirnya terjadi, dan sesungguhnya kita juga tidak punya niat untuk itu (bentrok).
“Makanya saat terjadinya bentrok seluruh kenderaan kami maupun rekan yang ingin bertamu ke rumah Bakhtiar diparkiran seperti biasanya depan rumah. Terbukti banyak mobil kami termasuk punya saya sendiri rusak terkena lemparan batu dari massa aksi,” ujarnya.
Dia pun kembali menegaskan, bahwa pihaknya tidak punya niat untuk bentrok, makanya sejak mereka tidak punya team untuk memvideokan atau foto kondisi di lapangan yang terjadi. Sebaliknya video dan foto ke pihaknya saja yang disorot, termasuk video dari Humas Polres Tapteng.
Melihat aksi massa yang sudah tidak bisa dikendalikan dan terjadinya aksi pelemparan yang dilakukan massa aksi yang disertai dengan kata-kata serang, Rahmansyah secara spontan ikut membalas melempar massa aksi. “Untung ada di sekitar dekat saya itu batu, dan itu pun dari tanah pekarangan keluarga saya. Jika saja dekat saya itu ada senjata atau bom, mungkin itu yang saya lempar saat itu,” ketusnya.
Pun demikian Rahmansyah menegaskan, aksi yang dilakukannya semata-mata untuk menjaga keselamatan dirinya dan anak keluarga yang ada di dalam rumah adiknya (Bakhtiar Ahmad Sibarani), yakni menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terhadap anak keponakan dan keluarganya.
“Siapa yang bertanggung jawab jika terjadi sesuatu terhadap keluarga saya. Tuhan mungkin masih sayang kepada saya dan keluarga,” pungkasnya.
Selanjutnya Baca: Setelah Terjadinya…











