Tapteng, 1/11 (Batakpost.com)-Rudi Lumbantoruan salah satu korban tragedi Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Krawang Senin lalu sudah mendapat persetujuan dari atasannya untuk pindah tugas ke Kabupaten Tapanuli Tengah, tepatnya di PT CPA, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kelapa sawit yang masih satu grup dengan tempat Rudi bekerja di Pangkal Pinang. Kepindahan Rudi diperkirakan bulan Desember ini 2018.
Rasa gembira bagi keluarga Rudi khususnya sang istri dan kedua anaknya menyambut kabar perpindahan itu.
Perpindahan Rudi ke Kabupaten Tapanuli Tengah turut juga disampaikannya kepada teman dekatnya Jhonny Simatupang yang tinggal di Sibolga.
Dan sudah menjadi kewajiban bagi kedua sahabat dekat ini untuk selalu bersua jika Rudi pulang kampung ke Sibolga-Tapanuli Tengah. Minggu yang lalu, mereka berdua (Jhony Simatupang-Rudi Lumbantoruan) ngopi bareng di salah satu kedai kopi di Sibolga. Dan saat itu pun Rudi menceritakan cita-citanya kedepan.
“Dia (Rudi) itu adalah teman dekat saya mulai dari kuliah di Fakultas Pertanian USU sampai sekarang. Tempat kos kami saling berdekatan di Medan, dan kami juga sama-sama kader GMKI Sekretariat Medan, Maper tahun 1998. Selama saya kenal Rudi, sosoknya rendah hati dan penyabar. Bahkan walaupun saat ini sudah menjadi Manager tetap penampilannya low profile. Intinya ia tidak pernah merendahkan orang lain baik dalam perkataan atau perbuatannya,”ungkap Jhony ketika dihubungi batakpost.com, Kamis siang, (1/11).
Kerendahan hati dan rasa sabar yang dimiliki Rudilah membuat Jhony terasa terpukul dan seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi kepada teman kompaknya itu.
Diungkapkan Jhony, hari Jumat lalu, (27/10) hampir satu jam lebih mereka bercerita tentang rencana dan program Rudi ke depan. Sebagai teman yang sudah sama-sama merasakan pahit manisnya tinggal di kos-kosan, merekapun komitmen untuk membangun rencana yang lebih baik lagi. Bahkan Rudi menawarkan peperjaan untuk bergabung di perusahaan yang akan dipimpin sahabat kentalnya itu.
“Rudi memiliki cita-cita ingin menjadi anggota Dewan, dan kemarin sudah kita diskusikan apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan termasuk partai politik pengusungnya,”ungkap Jhony.
Sebagai teman dekat sebut Jhony, ia sangat mendukung niat tulus Rudi mengingat Jhony juga salah satu pengurus partai politik di Kabupaten Tapanuli Tengah.
“Saya bangga dengan cita-cita Rudi yang ingin menjadi anggota Dewan, karena dia sudah memiliki pengalaman sebagai pemimpin serta memiliki niat untuk membangun kampung halamannya. Namun inilah kenyataan yang terjadi,”katanya.
Kabar jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 yang menimpa teman dekatnya itu diketahui Jhony dari teman mereka satu alumni yang ada di Medan. Sebagai sesama jurusan Ilmu Tanah merekapun saling tukar informasi akan kebenaran info tersebut.
Jhony pun langsung tancap gas dari Sibolga menuju kediaman orang tua Rudi yang ada di Lubuk Tukko untuk memastikan kapan sebenarnya Rudi terbang ke Jakarta.
Ternyata kabar itu benar. Jhonypun tak sanggup berbuat apa lagi. Hanya menangis dan terdiam disudut rumah orang tua Rudi Senin siang (29/10), seakan tidak terima dengan kenyataan pahit itu.
“Benar-benar shock saya menerima kenyataan ini lae. Karena baru dua hari kami cerita panjang lebar dengannya, dan tiba-tiba saja mendengar kabar pahit seperti ini. Doaku agar pihak keluarga tabah menghadapi ujian yang cukup berat ini. Apalagi saat melihat kedua anak Rudi yang masih kecil-kecil dan sangat butuh bimbingan dari seorang ayah, air mata saya tidak tertahan lagi. Kiranya Tuhan sumber penghiburan itu memberikan kekuatan kepada keluarga Rudi. Dan untukmu Sahabatku Rudi aku tidak sanggup mau berkata apa kawan,”tangis Jhoy Simatupang menutup pembicaraanya. (HAT)