Bakso Pentol Kuah “Ojo Lali” Penyambung Hidup Mujahit Usai kena PHK

Pandan, 28/1 (Batakpost.com)- Pandemi COVID-19 yang melanda belahan dunia tahun 2019 lalu memang memporak-porandakan perekonomian. Akibatnya ‘tsunami’ Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tak terelakkan.

Mujahit, salah satu yang menjadi korban dari ‘tsunami’ PHK itu. Dia harus pulang kampung ke Tapanuli Tengah karena tempat dia bekerja di salah pabrik yang ada di bilangan Jakarta gulung tikar.

Tak mau menyerah dengan situasi, pria 27 tahun itu belajar ke Ibu-nya bagaimana cara membuat bakso, karena memang bundanya memiliki keahlian dalam meracik bakso.

Berbekal ilmu yang dia dapat dari bunda-nya itu, Mujahit memberanikan diri menjual bakso keliling. Bakso yang dia jualpun beragam, mulai dari bakso pentol, bakso mercon, tahu bakso, pentol telur/martel.

Baca Juga:  Pj Bupati Tapteng bersama Fokopimda Hadiri Rakor TPID Sumut

Untuk memudahkan pembeli mengenal jualannya, Mujahit memberi nama dagangannya Bakso Pentol Kuah “Ojo Lali”.

Dengan mengendarai sepeda motor, warga Aek Tolang Pandan ini menyasar sekolah-sekolah. Karena memang yang paling banyak meminati jajanan ini adalah anak-anak SD maupun SMP.

“Awalnya kurang percaya diri untuk jualan. Tetapi demi tuntutan hidup apapun harus dikerjakan asalkan halal bang,” ujar Mujahit sembari melayani pembeli di depan SD Swasta Nagoya Pandan, kemarin.

Karena rasa bakso olahannya enak, Mujahit tidak pala kewalahan untuk menjajalkan jualannya, karena kehadirannya sudah dinanti para pembelinya.

“Alhamdulillah bang, rasa bakso kita ini enak, karena memang ibu mengajarinya dengan telaten, dan takaran bumbunya harus pas. Selain itu juga, bahan bakso kita tidak pakai bahan pengawet, kecuali kecap atau saos yang memang sudah dibeli jadi,” ungkapnya.

Baca Juga:  Wali Kota Sibolga Sumbangkan Gajinya 1 Bulan Untuk Warga Terdampak COVID-19

Adapun harga bakso olahan dari suami Desy ini hanya Rp 1.000 per tusuk. Diapun sabar melayani anak-anak SD yang kadang-kadang membeli bakso hanya satu tusuk. Belum lagi permintaan saos dan kecap yang banyak serta pertanyaan dari anak-anak.

“Taulah bang anak SD banyak pertanyaannya, ditambah lagi permintaan ini dan itu. Belum lagi mereka saling berebut pesanan siapa yang duluan selesai masak,” kata Mujahit.

Kendati pun demikian, dia merasa senang melihat anak-anak menyukai masakannya. Dan diapun selalu berusaha untuk menjaga kesehatan dan kebersihan jualannya.

Baca Juga:  Bakhtiar Ahmad Sibarani Lantik Mantan Ketua Partai Hanura dan Mantan Ketua DPRD Tapteng Menjadi Ketua DPC Partai NasDem

Ditanya berapa keuntungannya setiap hari, menurut pria yang baru menikah 1,5 tahun yang lalu, bervariasi.

“Kalau cuaca bagus bisa mencapai Rp 200 ribu, tetapi kalau kurang baik, Rp 150 ribu,’” jawabnya.

Atas penghasilan yang dia dapat, pria yang belum dikaruniai momongan itu mengaku, bisa membayar kontrakan dan kebutuhan mereka sehari-hari. Ditambah lagi kredit sepeda motornya sudah lunas.

“Alhamdulillah bang, bisa dikit-dikit nabung sisa bayar kontrakan dan kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Selain diminati anak-anak sekolah, orang dewasa maupun guru sekolah juga suka dengan Baksol Pentol kuah “Ojo Lali.” (red)

 

 

 

 

Print Friendly, PDF & Email