
Dengan menggunakan tongkat dan jalan membungkuk, pemeran ibu yang menasehati anaknya menghampiri tribun kehormatan dan bertemu dengan Bupati Bakhtiar dan Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry.
“Bapak Gubernur yang saya hormati, tingkatkan terus pak mutu pendidikan di Sumatera Utara ini, agar anak-anak yang tidak mampu berkesempatan menimbah ilmu demi masa depannya. Dan saya juga berpesan kepada bapak, agar pembangunan di Sumatera Utara khususnya di Tapanuli Tengah terus dilanjutkan. Saya menyerahkan tongkat saya ini kepada bapak Gubernur, sebagai lambang kelanjutan pembangunan di Sumatera Utara menuju Sumut Paten,”katanya sembai menyerahkan tongkatnya.
Kepada Bupati, ia juga memesankan agar pendidikan di Tapteng terus dibenahi, agar masyarakat Tapteng semakin pintar dan semakin maju. Tidak lupa, ia hanya bisa memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar Bupati diberikan kekuatan, kesehatan dan umur yang panjang untuk membangun Tapanuli Tengah.
Bupati mengakui, ketika pertama kali menyaksikan drama itu di Sosor Gadong, waktu acara Partangiangan Boni (menabur benih), Ia terharu dan sampai menangis.
“Semua pemain drama ini benar-benar menangis dan menghayati peran mereka masing-masing. Makanya saya mengundang mereka untuk tampil di hadapan pak Gubernur dan masyarakat Tapteng pada hari jadi ini,”ungkapnya.
Penampilan yang memukau ini, membuat para pejabat mulai dari Gubernur, Bupati, Walikota, Wakil Bupati Darwin Sitompul, Muspida, anggota DPRD, Ketua TP PKK Sumut, Tapteng, Sibolga dan penonton merogo dompetnya dan menyumbang para pemain. (HAT)