Jakarta, 20/8 (Batakpost.com)- Johanes Andeka Kala Alias Joni menceritakan kepada Presiden Joko Widodo apa alasannya sehingga berani memanjan tiang bendera di saat perayaaan 17 Agustus di Belu, NTT. Kepada Presiden Joni mengaku kalau saat itu dirinya sedang sakit perut dan disuruh istirahat. Tiba-tiba Joni mendengar suara Wakil Bupati Belu bertanya: Siapa yang bisa memanjat tiang bendera? Dengan spontan Joni langsung berlari memanjat tiang bendera itu.
Demikian pengakuan Joni kepada Presiden sebagaimana dituliskan Presiden Jokowi dalam akun facebooknya sekitar lima jam yang lalu.
Dalam laman itu Presiden Jokowi menuliskan: Hari ini, saya kedatangan tamu, seorang pemberani. Namanya tentu Anda sudah tahu: Yohanes Ande Kala alias Joni. Aksinya memanjat tiang bendera setinggi 20-an meter, meraih ujung tali yang tersangkut di puncak dalam upacara Hari Kemerdekaan di Belu, NTT, pada hari Jumat 17 Agustus lalu, sungguh mendebarkan.
Kok berani sekali? Bagaimana ceritanya? “Waktu itu saya sedang sakit perut dan disuruh istirahat. Tiba-tiba saya mendengar suara Wakil Bupati Belu bertanya: siapa yang bisa memanjat tiang bendera?” kisah Joni.
Ia pun bergegas ke tiang bendera dan memanjat dengan cekatan. Di tengah tiang, Joni sempat berhenti. “Saya capek,” katanya.
Dan akhirnya, berkat kesigapan dan keberanian Joni, merah putih tetap berkibar di puncak tiang dalam upacara Hari Kemerdekaan di Belu. Terima kasih, Joni. Tulis sang Presiden.
Unggahan Presiden Jokowi itupun dikomentari 9,6 ribu orang dalam tempo lebih kurang lima jam, dan dibagikan sebanyak 12 ribu kali serta 107 ribu like. (Red/facebook Presiden Joko Widodo)