Samosir, 1/11 (Batakpost.com) – Untuk mewujudkan Program Pangula Nature, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Samosir melakukan sosialisasi dan pendampingan untuk penumbuhan Kelompok Tani penangkar Kopi. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Dr. Tumiur Gultom, SP, MP, di Kantor Dinas Ketapang dan Pertanian pada Jumat (1/11).
Kelompok tani yang menerima sosialisasi dan pendampingan adalah Kelompok Tani Mandiri Desa Salaon Toba dan Kelompok Tani Asi Rohana Desa Sijambur, Kecamatan Ronggur Nihuta. Narasumber yang dihadirkan adalah penangkar Kopi yang sudah berpengalaman, yakni Direktur CV. Asri Jaya Evi Irwanto dan Ririn.
Dr. Tumiur menyampaikan bahwa sejak tahun 2022 lalu, Pemerintah Kabupaten Samosir telah mencanangkan Program Pangula Nature. Melalui program ini, diharapkan para petani di Samosir bisa mandiri dalam penyediaan pupuk dan bibit.
“Untuk pupuk, kita sudah membuka rumah edukasi dan produksi pupuk. Selain itu, kita juga telah membentuk kelompok penangkar bibit Bawang. Tahun ini, kita mulai fokus pada penangkaran Kopi,” jelas Tumiur Gultom.
Didampingi Kabid Perkebunan dan Peternakan Freddy Marbun, S.Pt, Kadis Ketapang dan Pertanian Dr. Tumiur mengungkapkan bahwa kelompok tani penangkar yang diberikan bantuan, sosialisasi, dan pendampingan, ditargetkan pada akhir Tahun 2024 ini akan menghasilkan bibit Kopi bersertifikat yang sudah siap tanam, masing-masing sebanyak 20.000 batang per kelompok.
“Dari Dinas Ketapang dan Pertanian, kelompok penangkar ini akan terus kita dampingi, mulai dari persemaian hingga dipindahkan ke polibag dan siap tanam. Hasilnya nanti bisa dijual ke kelompok tani lain yang membutuhkan,” jelas Tumiur.
Kegiatan ini juga merupakan salah satu aspirasi dan permintaan masyarakat serta kelompok tani kepada Bupati Samosir saat melakukan kunjungan kerja Program Bunga Desa (Bupati/Wakil Bupati Berkantor di Desa) di Desa Sijambur.
Kabid Perkebunan dan Peternakan Freddy Marbun, S.Pt menjelaskan bahwa kedua kelompok tani penangkar mendapatkan bantuan berupa biji kopi masing-masing sebanyak 20.000 biji, kompos, pupuk NPK, pupuk organik cair, fungisida, dan insektisida.
“Selain itu, mereka juga mendapatkan sarana dan prasarana pembibitan berupa pasir media tanam, sarlon/jaring, hand sprayer, drum, angkong, dan gembor,” ujar Freddy.(int)
Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS