Berita UtamaBudaya

Pemanfaatan Opera Batak dan Revitalisasi

×

Pemanfaatan Opera Batak dan Revitalisasi

Sebarkan artikel ini
Salah satu pertunjukan Opera Batak di Samosir. (Batakpost.com.Doc Pusat Latihan Opera Batak)
Advertisement
Example 300x600
Advertisement

Oleh Thompson Hs

Opera Batak direvitalisasi pada Tahun 2002 setelah surut di tangan puluhan grup sejak tahun 1980-an. Bahkan salah satu grup yang identik dengan Mr. Tilhang Gultom tak mampu diteruskan di kampung halaman. Grup tersebut bernama Opera Serindo, dibentuk sebagai puncak kerja- kerja Opera Batak Tilhang Gultom dan kelompoknya.

Nama Serindo itu dikenal sebagai singkatan Seni Ragam Indonesia. Nama yang diberikan oleh Presiden Sukarno, setelah punya kesempatan tampil di Istana Negara pada tahun 1963.

Surutnya Opera Batak sejak tahun 1980-an disebabkan beberapa faktor. Pertama, karena kemunculan media tontonan baru seperti bioskop dan televisi. Kedua, karena pimpinan setiap grup tidak mampu lagi menghidupi semua anggotanya. Pimpinan grup Opera Batak dicitrakan secara ekonomis sebagai tauke dan diucapkan sebagai tokke.

Boleh dikatakan selama lebih 60 tahun Opera Batak merajai tontonan, sejak kemunculannya di Tapanuli pada tahun1920-an. Cikal-bakal Opera Batak sering dikaitkan dengan Tilhang Parhasapi, kelompok awal Tilhang Gultom di Sitamiang, Samosir bagian selatan. Kemakmuran dari hasil pertanian dapat menghidupi kelompok awal Tilhang, sebelum menyebar ke luar Samosir.

Alasan ketiga surutnya Opera Batak boleh dikatakan karena regenerasi yang terhenti. Kekuatan modernisasi menghentikannya. Sedangkan kemampuan beradaptasi dengan cara lain belum dimiliki setiap grup karena keterbatasan pendidikan mereka. Dunia improvisasi dalam seni pertunjukan Opera Batak terdahulu merupakan satu cara beradaptasi agar tetap menarik. Namun selera penonton juga sudah berubah dan ditarik terus untuk media tontonan yang terus berkembang.

Tiga elemen penting dalam Opera Batak sesungguhnya sesuatu yang selalu bikin menarik. Ketiga elemen itu adalah musik, tarian, dan lakon cerita. Fungsi musik cenderung menjadi pengiring pertunjukan tarian dan lakon cerita. Meskipun terkadang dapat menonjol sebagai selingan dan hits lagu tertentu sebagai bagian lakon cerita.

Banyak lagu Opera Batak yang diciptakan oleh Mr. Tilhang Gultom, selain dicipta yang lain dan tanpa nama. Termasuk beberapa lakon cerita yang diciptakan untuk Opera Batak terdahulu sumber-sumber repertoar musik dan pengiring diambil dari warisan tradisi. Misalnya lagu Saoan yang kemudian sering dinyanyikan sekaligus oleh penari cawan. Dalam perkembangannya juga, warisan Opera Batak terdahulu adalah tari serangkai 5 Puak (Toba, Simalungun, Angkola/Mandailing, Karo, Pakpak/Dairi).

Selanjutnya Baca: Mengapa Opera…