“Mari kita rawat persatuan dan silaturahmi ini sesuai harapan para pendahulu Haholongan. Kita jaga aset dan rawat tanah pekuburan yang telah mereka tinggalkan untuk anggota Haholongan ini. Dengan menjalin silaturahmi dan membina persatuan sesama anggota dan saling bahu membahu, kita akan dapat merawatnya,” pesan Yusuf menambahkan.
Dalam kesempatan ini juga, Yusuf Batubara menyampaikan progres pembangunan dan perkembangan pekuburan Haholongan di Jalan murai Kelurahan Aek Manis Sibolga. Di mana pekuburan Haholongan saat ini telah dibangun tembok dan pagar, dan juga gerbang pintu masuk pekuburan. Kanopi permanen di pelataran lapangan pekuburan juga sudah dibangun. Sedangkan untuk dinding tembok beton serta gerbang pintu masuk ke pekuburan Haholongan bersumber dari P-APBD Sibolga. Sedangkan untuk kanopi permanen dilengkapi kursi dan meja, anggarannya bersumber dari CSR.
Selain itu, sejumlah bantuan pribadi dari keluarga anggota Haholongan dibangunkan bak penampung air, pembangunan lampu penerangan.
“Selain progres pembangunan areal pekuburan, ke depan kita berharap kembali dapat membeli tanah pekuburan di daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, agar keluarga Haholongan terpenuhi tanah pemakamannya di sana dan tidak hanya di daerah Sibolga saja,” harap Yusuf seraya meminta agar semua donatur yang sukses diperantauan dapat membantu.
Sesuai data anggota Haholongan, tercatat sebanyak 475 KK anggota dengan tanggungan keanggotaan mencakup semua anak dari anggota yang belum menikah ditambah dengan kedua orangtua dan mertua menjadi anggota Haholongan. Dan mereka berhak dikebumikan di pekuburan Haholongan.
Dari rincian ini, jika masing-masing anggota memiliki tiga orang anak yang belum menikah serta kedua orangtua dan mertua, maka total anggota Haholongan saat ini mencapai sekitar tiga ribu orang lebih.
Atas progres pembangunan baik dari segi keanggotaan maupun dari segi pembangunan sarana prasarana, mendapat apresiasi positif dari anggota dan mantan pengurus Haholongan.
Iskandar Harahap selaku mantan Ketua Umum Persatuan Amal Sosial Haholongan priode 2010- 2015 menyebutkan, di masa kepengurusan M. Yusuf Batubara, (Priode 2016- 2021) dan di Periode kedua (2022-2026) roda organisasi dan progres perkembangan pembangunan di pemakaman pekuburan haholongan berjalan pesat dan terus berkembang.
“Di masa kami dulu selaku pengurus, atau Ketua Umum Haholongan, boleh dibilang roda pembangunan dan organisasi tidak berjalan. Tetapi sekarang bersih dan terawat sepanjang tahun, bahkan dilengkapi lampu penerangan dan juga sarana penunjang lainnya,” ucapnya memuji.
Sekilas Persatuan Amal Sosial Haholongan.
Dalam keterangan para sesepuh Haholongan, seperti Parlindungan Nasution, bahwa organisasi ini telah lahir pada tahun 1922 jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Namun, saat itu pengurus dan peraturan organisasinya belum tertulis dalam naskah atau semacam ADRT organisasi.
Barulah di tahun 1922 kepengurusan dan naskah ADRT-nya tertulis dalam Naskah Deklarasi Kepengurusan Perkoempoelan Amal Sosial Haholongan. Naskah ini bertanggal 3 Februari 1929 ditulis dalam ejaan lama serta memakai istilah-istilah dalam bahasa Belanda.
“Organisasi Persatuan Amal Sosial Haholongan ini lahir tahun 1922, dan saat ini usianya sudah masuk 101 tahun. Hal ini patut kita syukuri bahwa pendahulu kita di Haholongan ini telah berpikir untuk akhir usia kita dengan menyediakan warisan wakaf tanah pekuburan,” pungkas Parlindungan.
Menurut Parlindungan, saat itu Haholongan berada dalam kepengurusan Hadji Mahdi sebagai President Perkoempoelan Haholongan, Moestafa Nasoetion dan Mangaradja Oeta Djae sebagai Secretarispenningmeester. Serta didukung dengan pengurus Commissarissen sebanyak enam orang, yakni Mohamad Sati en Nawawi Loebis, Moenip, Djadiatas, Soetan Maamoer, Mangaradja Tinggi, dan Leman.
Dalam naskah deklarasi Perkoempoelan Haholongan itu disebutkan tujuan dan maksud dalam pendirian organisasi serta peruntukan pekuburan Haholongan bagi anggota haholongan yang berasal dari daerah Tapanuli Bagian Selatan, seperti yang tertulis dalam naskah perkumpulan haholongan tahun 1929.
“Jang diterima djadi lid hanja orang beragama islam pendoedoek Sibolga jang datang dari onderaideeling Angkola en Sipirok, Mandailing, Padang Lawas, Natal en Batang Natal, baik jang soedah lama ataoepoen jang baroe beroemah tangga di Sibolga,” isi tulisan naskah deklarasi Perkoempoelan Haholongan itu.
Untuk diketahui, pekuburan Haholongan Sibolga dan Sekitarnya ini berada di Jalan Murai Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga Sumatera Utara. (***)