Dan beberapa minggu kemudia kata ibu korban, anaknya minta ijin mau berangkat ke Tembilahan Pekanbaru mau cari kerja. Karena tidak merasa curiga, mereka mengizinkan anaknya pergi.
“Sesampainya di Pekanbaru, anak saya nelpon ke kami minta dikirimkan foto KTP dan KK kami, katanya dia mau interview (wawancara) di perusahaan. Kami pun langsung kirimkan. Dan ketika kami tanya, kapan mulai kerja, nanti akan dikabari pihak perusahaan,” ujar ibu korban menirukan pembicaraannya dengan anaknya.
Namun alangkah kagetnya mereka ketika ada teman anaknya warga Pinangsori yang memberitahukan bahwa anak mereka Sulaiman sudah berada di Kamboja.
“Rupanya anak kami ini minta tolong kepada temannya yang ada di Pinangsori agar memberitahukan ke kami bahwa dia sudah berada di Kamboja dan kondisinya sedang terancam dan memohon bantuan,” urai Musdalifa.
Mendapat kabar itu, mereka pun berusaha berkomunikasi lewat telepon ke anaknya. Hanya saja waktunya singkat karena korban harus mencuri-curi waktu bertelepon.
“Kami sudah video call dengan anak saya di Kamboja. Dia memohon maaf karena tidak jujur kepada kami. Dia melakukan itu ingin membantu kami orang tuanya yang hidup dalam kesusahan. Dan dia minta tolong agar dia bisa dipulangkan ke Indonesia karena kondisinya saat ini terancam dan disiksa,” ungkap Musdalifa sedih.
Selanjutnya Baca: Dijelaskan Musdalifa…
