Berita UtamaNasional

Seorang Nelayan Bertarung Melawan Buaya untuk Menyelamatkan Istrinya

Ilustrasi (Ist)

Bangka, 23/6 (Batakpost.com)- Lahi (50), seorang nelayan, berhasil selamat dari serangan buaya saat sedang mencari ikan di Pantai Tumpun Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan. Kejadian tersebut juga melibatkan istrinya, Rosmina (49), yang tidak selamat setelah diterkam buaya tersebut.

Kepala Desa Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba, Echeng Darno, mengungkapkan bahwa Lahi berhasil bertarung dengan buaya yang menerkam istrinya. “Suaminya (Lahi) ini sempat saling tarik dengan buaya yang menerkam istrinya, Rosmina. Jadi buaya ini mau bawa jasad istrinya, makanya terlibat saling tarik,” ujar Kepala Desa Sebagin, Echeng Darno.

IKLAN
IKLAN

Darno menambahkan bahwa informasi tersebut didapatkan dari pengakuan Lahi, yang berhasil selamat dari serangan reptil ganas tersebut. Setelah pertarungan tersebut, jasad Rosmina ditemukan di tepi pantai Tumpun Sebagin, namun nyawanya tidak dapat diselamatkan.

“Saya turut mengurus jenazah korban. Korban Rosmina ini mengalami luka di perut dan leher. Paha kanan patah, kaki kanan patah, dan tangan kanan patah. Mungkin itu terjadi saat peristiwa tarik-menarik dengan buaya,” jelas Darno.

Seorang nelayan lain yang mengetahui kejadian tersebut segera meminta pertolongan kepada warga desa. Namun sayangnya, saat korban akan dievakuasi, Rosmina sudah meninggal dunia. Nelayan tersebut juga memberikan kronologi serangan buaya berdasarkan pengakuan Lahi.

“Jadi, berdasarkan cerita suaminya, keduanya sedang mukat (mengatur jaring ikan). Mereka berada dalam jarak yang dekat. Tiba-tiba, seekor buaya datang dan menerkam Rosmina dan Lahi. Suaminya mengalami luka di betis,” ceritanya.

Echeng Darno, Kepala Desa Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan, Pulau Bangka, menjelaskan bahwa serangan buaya terhadap warga, terutama nelayan, bukanlah kejadian yang baru. Menurutnya, setiap tahun kawasan pantai tersebut sering memakan korban.

“Kejadian seperti ini sudah sering terjadi hampir setiap tahun. Kawasan pantai Tumpun Sebagin memang menjadi sarang buaya,” tegas Darno.

Darno juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2022, terjadi penyerangan buaya terhadap nelayan, meskipun korban tersebut berhasil selamat. “Kalau tidak salah, tahun lalu ada seorang warga yang diserang buaya saat mukat. Korban saat itu selamat, tapi tangannya sebelah kanan putus dan hingga kini belum sembuh,” ungkapnya. (dtc)

Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS

Exit mobile version