Medan

Para Begal di Medan Menimbulkan Antipati di Kalangan Anak Muda: “Kalau Bisa Tuntutan Hukuman Setimpal”

Para Begal di Medan Menimbulkan Antipati di Kalangan Anak Muda: "Kalau Bisa Tuntutan Hukuman Setimpal"

Medan, 13/7 (Batakpost.com) – Tingginya tingkat kekejaman dan kekejaman yang dilakukan oleh para begal di kota Medan telah menimbulkan rasa antipati di kalangan anak muda. Mereka mengharapkan agar para pelaku begal ini dihukum dengan setimpal atas perbuatan mereka.

Diana, seorang warga Kecamatan Helvetia, menyatakan, “Mereka harus merasakan apa yang mereka lakukan. Begitu saja. Jika memungkinkan, mengapa tidak?” Ungkapannya tersebut menunjukkan keinginan keras untuk melihat para begal mendapatkan balasan yang setimpal dengan kekejaman yang mereka lakukan. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Juwita, warga Kecamatan Medan Helvetia, yang bahkan berpendapat bahwa para begal seharusnya dihukum dengan penembakan mati.

IKLAN
IKLAN

“Mengimbangi nyawa dengan nyawa. Hanya tinggal kembali ke pemerintah,” ucap Juwita sambil menunggu keluarganya di kawasan Jalan Sekip.

Selain itu, mereka berharap agar aparat keamanan dapat meningkatkan patroli dan mengantisipasi tindakan pembegalan. Patroli yang lebih intensif diharapkan dilakukan secara merata, tidak hanya di wilayah perkotaan, tetapi juga di pinggiran kota.

Pendapat Diana dan Juwita juga sejalan dengan harapan warga Medan Tembung Herfi. Dia berharap agar aparat keamanan dapat memaksimalkan patroli rutin untuk mempersempit gerak para begal. Herfi juga mendukung kerja sama antara kepolisian dan tentara dalam upaya memberantas para begal.

“Begal semakin menjadi-jadi seiring berjalannya waktu. Dahulu mereka hanya beroperasi di tengah malam, sekarang bahkan berani melakukan aksinya pada pagi hari dan kadang-kadang siang hari. Ini menunjukkan bahwa mereka merasa tidak takut lagi. Jadi, jika memungkinkan, pihak kepolisian dan TNI harus bekerjasama dengan masyarakat untuk mengatasi masalah begal ini,” ungkapnya.

Herfi menyatakan setuju dengan tindakan menembak mati para begal. “Mengapa? Agar mereka mendapatkan efek jera. Dengan cara seperti itu, jumlah para begal akan berkurang. Jika tidak, mereka akan semakin merajalela, dan akhirnya bukan kepolisian atau TNI yang ditakuti, melainkan para begal. Jika situasi telah kondusif dan aman, masyarakat tidak akan takut lagi untuk pergi ke mana pun,” jelasnya.

Tuntutan yang semakin meningkat ini menunjukkan kekhawatiran dan keinginan kuat dari masyarakat, terutama anak muda, untuk menghadapi masalah serius yang disebabkan oleh para begal di Medan. Diharapkan pihak berwenang dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memberantas kejahatan ini dan memulihkan rasa aman di tengah-tengah masyarakat.

Exit mobile version