Tapanuli Tengah

Modus Pembunuhan Bendahara Gereja Perampokan dan Dendam

Keterangan foto: Jenazah almarhum usai divisum di RSUD Pandan. (batakpost.com)

Sementara itu menurut informasi yang dihimpun media ini, bahwa pelaku masih ikut dalam olah TKP, kemarin. Dan masih sempat makan nenas di lokasi. Sesudah itu, pelaku melanjutkan pekerjaannya memecah batu di Sitahuis.

“Sehari-hari dia (pelaku) bekerja sebagai tukang pemecah batu di Sitahuis. Dan sesudah olah TKP, dia langsung pergi bekerja memecah batu. Dan kamipun tidak ada curiga kepadanya, karena dia begitu tenang. Barulah sesudah jenazah almarhum tiba di rumah duka sesudah divisum di RSUD Pandan, pelaku tidak datang melayat sampai ke acara pemakaman kemarin,”kata sejumlah warga Sitahuis.

IKLAN
IKLAN

Sebagaimana diberitakan media ini sebelumnya, mayat Rosmainar Simanjuntak, (53) warga Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah ditemukan telungkup menghadap pohon karet yang dideresnya, Kamis, (31/8) sekitar pukul 09.30WIB. Dibagian kepala belakang korban ada luka sobek sepanjang 13cm dan lebar 5cm, dan hidung mengeluarkan darah.

Yang pertama kali melihat mayat wanita yang juga sebagai bendahara Gereja GKPI Dolok Nauli itu adalah, Lien Sihombing, (30), warga Dusun I Lobunagor, Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis. Dimana pagi itu saksi hendak memanjat pohon jengkol di lokasi kebun karet korban yang dikontraknya. Sesudah diperiksa selama 1×24 akhirnya saksi diijinkan pulang karena tidak ada mengarah kepada saksi. (TIM)

 

Exit mobile version